Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok heran dengan penyelidikan yang dilakukan oleh panitia angket DPRD DKI Jakarta melebar hingga ke urusan Kota Tua. Menurutnya tidak ada kaitannya antara urusan program revitalisasi Kota Tua dengan APBD DKI 2015.
"Sekarang angket APBD jadi angket Kota Tua, saya jadi bingung. Apa enggak ngerti judul itu (DPRD)?" kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat (13/3).
Ahok menambahkan, jika yang dipermasalahkan adalah soal istri dan adiknya yang duduk di kursi pimpinan maka sebaiknya panitia angket juga mengundang orang yang duduk di kursi ruang kerjanya.
"Banyak orang kalau ke ruangan saya, duduk di kursi saya dan foto-foto. Itu mesti diangketkan juga tuh. Mesti dipanggil itu orang yang duduk-duduk di kursi saya, duduk di kursi gubernur lho, bukan cuma kursi rapat," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika dimintai keterangan apakah ada video rekaman pertemuan antara Veronica Tan dengan beberapa petinggi Pemprov DKI Jakarta, Ahok mengaku belum tahu. Seperti kebiasaannya, Ahok selalu menggunggah video rapat di laman Youtube lewat akun Pemprov DKI.
"Harusnya ada, tapi kalau hanya diskusi kecil enggak tentu," kata Ahok.
Seperti diketahui, hari ini Panitia Angket DPRD DKI memanggil pihak eksekutif untuk dimintai keterangan soal keberadaan istri Ahok, Veronica Tan dalam rapat pembahasan program revitalisasi Kota Tua. Dari foto yang tersebar di media sosial, Veronica bersama adik Ahok, Harry Basuki, duduk di kursi pimpinan rapat. Ketua Panitia Angket Mohammad Ongen Sangaji menduga ada indikasi nepotisme dalam program revitalisasi Kawasan Kota Tua.
(sip)