Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meradang dengan rencana Panitia Angket DPRD DKI Jakarta memanggil istrinya, Veronica Tan. Meski mempersilakan DPRD menghadirkan istrinya dalam rapat angket, Ahok menyebut DPRD telah salah alamat.
Ahok –sapaan Basuki– mengatakan mestinya Panitia Angket memanggil neneknya karena dalam draf APBD versi DPRD, dia mencoret-coret dokumen itu dan menulisinya dengan kata-kata “Nenek lu.”
“Jadi harusnya DPRD panggil nenek gue dong. Kan gue bilang, ‘Pemahaman nenek lu’,” kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (13/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok tak tahu apakah istrinya mau datang apabila benar-benar dipanggil oleh DPRD. Menurut Ahok, istrinya datang atau tidak tergantung dari substansi pemanggilan.
Mantan politikus Gerindra itu juga membantah istrinya terkait dengan pengelolaan dana CSR (
Corporate Social Responsibility) yang disebut-sebut Panitia Angket. Menurut Ahok, tak ada pula lembaga bernama Ahok Center yang disebut ikut mengelola CSR di Jakarta.
"Ahok Center enggak pernah ada. Cari deh di seluruh dunia, ada enggak Ahok Center? Itu cuma relawan yang gaya-gayaan tulis Ahok Center," ujar Ahok.
Rencana pemanggilan Veronica Tan mendadak muncul dalam pertemuan antara Panitia Angket dengan Tim Anggaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kamis (12/3). (Baca:
Istri Ahok di antara Dana CSR dan Proyek Kota Tua)
Namun hingga saat ini surat pemanggilan untuk Veronica belum dikirimkan. Menurut anggota Pantia Angket Selamat Nurdin, pemanggilan itu baru rencana dan akan dijadwalkan paling cepat pekan depan.
Saat ini Panitia Angket masih mengurus sinkronisasi jadwal dengan Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta terkait evaluasi APBD Jakarta.
(agk)