Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa perwakilan dari Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) pada Senin (16/3) ini mengadakan audiensi dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan untuk membahas persoalan kekerasan perempuan.
Salah satu Ketua Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah mengatakan pihaknya akan memaparkan temuan-temuan terbaru mengenai kekerasan atas perempuan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga juga kekerasan seksual.
"Kami akan menyampaikan temuan terkait sejumlah isu seperti ada diantaranya mendorong pencegahan kekerasan rumah tangga dan kekerasan seksual," kata Yuniyanti kepada CNN Indonesia, Senin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain persoalan kekerasan, pihak Komnas Perempuan juga akan membahas persoalan RUU Kekerasan Seksual, yang pada tahun ini batal masuk ke dalam Prolegnas Prioritas Dewan Perwakilan Rakyat 2015. Tak hanya itu, mereka juga akan membicarakan masalah Papua dan kekerasan Mei 1998, di mana terjadi banyak pemerkosaan terhadap perempuan dari kalangan etnis Tionghoa.
"Ada dalam agenda juga membahas soal pendidikan gender, buruh migran dan beberapa hal termasuk penguatan kelembagaan Komnas Perempuan melalui perubahan peraturan Presiden," kata Yuni menjelaskan.
Angka kekerasan terhadap perempuan berdasarkan data Catatan Akhir Tahun Komnas Perempuan terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2014, Komnas Perempuan mencatat jumlah kekerasan atas perempuan mencapai 305.730. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2013 di mana tercatat 279.688 kasus kekerasan atas perempuan. Dari angka tersebut, ditemukan jumlah kekerasan dalam rumah tangga menempati posisi pertama dengan jumlah presentase mencapai 68 persen.
(utd/hel)