Jakarta, CNN Indonesia -- Warga Indonesia yang kini kabarnya berada di Suriah bersama Negara Islam untuk Irak dan Suriah (ISIS) diklaim pernah melakukan pengiriman uang ke kampung halaman. Hal itu dikemukakan oleh tokoh sekaligus pengusaha asal Cianjur Chep Hernawan berdasarkan pengakuan para WNI yang sudah bergabung ke ISIS kepadanya.
“Mereka berkirim uang seperti biasanya, namun sistem pengirimannya yang berbeda,” kata Chep saat ditemui CNN Indonesia di kediamannya, Cianjur, kemarin.
Pengiriman menurut Chep, menggunakan sistem perantara yang dikenal sebagai sistem Hawala. Hawaladar atau orang digunakan sebagai pemindah uang biasanya merupakan para tenaga kerja Indonesia yang berada di Arab Saudi. Jadi, tambahnya, WNI di ISIS mengirimkan uang pada keluarganya melalui kerabat di Arab Saudi, lalu dikirim lagi ke Indonesia, bisa melalui dirinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak bisa transfer dari Suriah dan Irak, tapi banyak jalan lain," ujar Chep.
Soal dari mana para warga Indonesia mendapatkan uang untuk keluarganya di kampung halaman, Chep mengungkap, dari lebih 500 WNI yang kini bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak mendapatkan upah lantaran beragam pekerjaan.
"Di sana mereka digaji paling rendah nilainya setara Rp 6 juta per bulan," kata Chep. "Ada yang di garis belakang, memasak, di departemen kesehatan dan di medan perang.”
Sebelumnya BNPT telah mengatakan bahwa WNI yang pergi ke ISIS ada yang motifnya murni karena ekonomi dan ke sana untuk bekerja. Untuk itu, Chep sendiri tidak menampiknya, namun dia mengatakan bahwa ekonomi hanya satu alasan dan tujuan utamanya adalah berjuang.
"Kami tidak merendahkan motivasi mereka, kami juga tidak menuduh ada motif ekonomi. Tapi ada di antaranya yang memang memiliki motivasi ke sana karena mata pencaharian yang lebih bagus, tapi mereka ikhlas berjuang," ujar Chep.
(sip)