Hizbut Tahrir Indonesia: Kami Menolak Keberadaan ISIS

Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Kamis, 26 Mar 2015 13:27 WIB
ISIS dinilai oleh Hizbut Tahrir Indonesia telah menimbulkan ketakutan dan rasa horor bagi umat Islam.
Ormas Hizbut Tahrir Indonesia saat berdemonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (23/11). (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu organisasi Islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menegaskan penolakannya terhadap keberadaan organisasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia. Alasannya, ISIS dinilai telah menimbulkan ketakutan dan rasa horor bagi umat Islam.

Juru bicara HTI Ismail Yusanto mengatakan yang dipersoalkan oleh ISIS sudah bukan perang melawan pembodohan umat Muslim melainkan terhadap sikap sesama Muslim sendiri yang berasal dari ideologi Takfiri mereka.

"Kami menolak keberadaan ISIS karena telah menimbulkan horor bagi umat Islam. Melalui ideologi Takfiri mereka dengan mudah mengkafirkan sesama Muslim," kata Ismail kepada CNN Indonesia, Rabu (25/3) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melalui ideologi tersebut, kata Ismail, anggota ISIS berhak memperlakukan orang sekehendak hati mereka termasuk membunuh sekalipun. Bahkan, salah satu anggota HTI sendiri yang menetap di Suriah ada yang menjadi korban kesadisan ISIS, katanya.

Baca Juga: Fokus Menelisik Pengirim WNI ke ISIS

"Kami berharap umat Islam di Indonesia mengerti duduk masalah secara persis gimana. HTI ada di Irak juga dan di Suriah. Kami tahu persis tidak semestinya mendukung ISIS," kata dia menegaskan.

Lebih jauh lagi, dia mengatakan bahkan pimpinan dan para ulama di lingkaran paling dekat dengan Al Qaeda seperti Ayman al-Zawahiri juga menolak keberadaan ISIS.

Oleh karena itu, pihaknya menyayangkan adanya orang-orang Indonesia yang berebut untuk berlomba menuju ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

"Proklamasi organisasi itu adalah ucapan sia-sia tanpa isi. Itu sama saja dengan memproklamasikan al-Khilafah tanpa realita riil di lapangan dan hanya untuk memuaskan apa yang ada dalam diri mereka," kata dia menjelaskan.

Sementara itu, meski menolak keberadaan ISIS, Ismail juga meminta aparat keamanan untuk tetap bersikap proporsional dalam melakukan penangkapan terduga teroris. "Jangan pula berlebih-lebihan kemudian menimbulkan rasa takut terhadap simbol Islam seperti bendera."

Menurut pengamatannya, selama ini, penangkapan terduga teroris oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror tidak proporsional. Alasannya, alasan penangkapan seringkali tidak jelas. "Hanya karena mereka memasang bendera simbol yang sering dimanfaatkan ISIS maka ditangkap. Padahal, bendera tersebut bendera tauhid."

Sikap proporsional tersebut, katanya, untuk menghindari berkembangnya kriminalisasi atas simbol-simbol Islam dan juga ide-ide Islam atas Khilafah dan jihad. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER