Jakarta, CNN Indonesia -- 12 warga Indonesia yang baru dipulangkan dari Turki setelah diamankan karena hendak menyeberang ke Suriah kini menjalani proses deradikalisasi di rumah sosial Bambu Apus, Jakarta.
"Saat ini sedang menjalani pembinaan di Bambu Apus, dibantu BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teror) juga untuk deradikalisasi," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Senin (30/3).
Ketika ditanyai apakah proses deradikalisasi dibutuhkan karena pemahaman mereka terganggu, Rikwanto menampik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak seperti itu, hanya saja mereka harus dibiasakan dulu agar bisa bersosialisasi. Karena bisa saja setelah mereka kembali ke masyarakat malah akan dikucilkan," ujarnya.
Jika setelah menjalani pembinaan dan dievaluasi para WNI dianggap sudah bisa kembali bersosialisasi, maka mereka akan segera dipulangkan ke kampung halamannya.
Para WNI yang hendak berangkat ke Suriah diketahui kerap kali menjual seluruh harta-bendanya, termasuk rumah. Rikwanto mengakui hal itu adalah tantangan yang dihadapi saat mengembalikan mereka ke kampung halaman. "Tapi yang jelas mereka kan masih punya keluarga. Jadi kami bisa kembalikan ke keluarganya," ujar Rikwanto. Soal waktu pengembaliannya, dia belum bisa memastikan.
Menurutnya, ke-12 WNI tersebut sudah dipindahkan ke rumah sosial sejak Sabtu (28/3). Mereka tiba di Indonesia dua hari sebelumnya dan langsung diperiksa di Mako Brimob.
Setelah didalami, ternyata ke-12 WNI tidak terbukti melakukan tindak pidana. Motifnya berangkat ke Suriah, menurut Rikwanto, hanya untuk mengikuti kepala keluarganya yang sudah lebih dulu berada di sana.
"Mereka difasilitasi oleh orang-orang yang kemarin sudah ditangkap," kata Rikwanto. Pekan lalu, Detasemen Khusus 88 Antiteror telah menangkap delapan orang terduga perwakilan Iraq dan Syria Islamic State atau ISIS yang memberangkatkan WNI ke Suriah..
(pit)