Santoso-Daeng Koro Sempat Menantang Densus 88 Perang Terbuka

Helmi Firdaus | CNN Indonesia
Senin, 06 Apr 2015 07:21 WIB
"Mari berperang secara laki-laki! Kalau kalian benar-benar laki-laki, hadapi kami! Jangan menang tampang saja di TV," demikian surat Kelompok Santo ke Densus.
Personel Densus 88 Antiteror Polri mengamankan barang bukti hasil penggerebekan di rumah terduga teroris jaringan ISIS di Jakarta Selatan, Minggu (22/3). (Antara/Alinuddin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok Santoso dan tangan kanannya, Daeng Koro yang kini telah tewas, sempat menantang Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri melalui sepucuk surat tertanggal 14 Oktober 2012. Mereka meminta pasukan khusus pemburu para teroris itu untuk bersedia berperang secara terbuka.

"Kami selaku Mujahidin gugus tugas Indonesia Timur menantang Densus 88 untuk berperang secara terbuka dan jantan! Mari kita berperang secara laki-laki! Jangan kalian cuma berani menembak, menangkapi anggota kami yang tidak bersenjata! Kalau kalian benar-benar kelompok laki-laki, maka hadapi kami! Jangan kalian menang tampang saja tampil di televisi!" demikian kutipan isi surat kelompok Santoso kepada Densus 88.

Surat itu, sebagaimana dikutip dari buku karya Ansyaad Mbai 'Dinamika Baru Jejaring Teror di Indonesia' terbitan 2014, hanyalah sebuah cara untuk memancing polisi dan TNI masuk ke markas mereka di Gunung Biru, Tamanjeka. Sebuah pancingan yang akhirnya tidak mendapatkan respons. (Baca juga: Segudang Jejak Teror Daeng Koro di Mata Polisi).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi dan TNI kemudian menyisir secara hati-hati Gunung Biru. Ini menyulitkan lalu lintas logistik Kelompok Santoso dan Daeng Koro. Kelompok itu pun memerintahkan anggota mereka untuk berupaya pengalihan perhatian. Lantas pada 24 Oktober 2012, anggota Kelompok Santoso mengebom pos polisi di Kota Poso. Beberapa polisi terluka.  

Daeng Koro, salah satu tokoh penting kelompok teroris Santoso, kini tewas dalam baku tembak antara Densus 88 dengan kelompoknya di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Jumat (3/4).

“Diduga satu yang tewas itu Daeng Koro. Untuk memastikannya akan dilakukan tes DNA,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Rikwanto. Sebelumnya, Densus terlibat kontak senjata sekitar satu jam dengan 12 orang tak dikenal di Pegunungan Sakina Jaya. Baku tembak disertai ledakan bom dari kelompok yang melakukan perlawanan itu.

Kejadian bermula dari laporan warga yang melihat enam orang tak dikenal di sekitar kediaman mereka selepas salat Jumat. Warga kemudian melaporkan keberadaan orang-orang tersebut ke Mapolres Parimo.

Tim Densus 88 Antiteror lalu melakukan penyisiran dan melihat sekitar 12 orang tak dikenal. Saat itu tembakan peringatan dilepas, dan kelompok tersebut membalas dengan rentetan tembakan. (Baca juga: Baku Tembak Densus dan Jaringan Santoso Disertai Ledakan Bom)

Dari baku tembak tersebut, Densus menyita barang bukti dua pucuk senjata laras panjang jenis M-16 dan satu pucuk senjata rakitan, satu bom lontong, ratusan amunisi, dua ponsel, dan GPS. (Baca selengkapnya FOKUS: Akhir Perlawanan Daeng Koro)

(hel/agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER