Siswa di Yogyakarta dan Bojonegoro Bermasalah Akses UN CBT

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Selasa, 14 Apr 2015 10:18 WIB
Kepala Bidang Penyelesaian Laporan Pengaduan ORI, Budi Santoso, masalah koneksi serta kesalahan unduh program menjadi penyebab gagalnya UN CBT.
Suasana pelaksanaan Ujian Nasional berbasis komputer (UN CBT) di Sekolah Menengah Kejuruan 6 di Samarinda, Kalimantan Timur (Dok. Tim Pemantau UN CBT Kemendikbud)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ombudsman RI menerima laporan sejumlah siswa di SMK Negeri 3 Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta gagal log in Ujian Nasional berbasis komputer (UNCBT). Pasalnya, fasilitas komputer di sekolah kejuruan tersebut dinilai tak mencukupi.

"RAM (Random Access Memory) dan server tidak mencukupi karena banyak yang mengakses," kata Kepala Bidang Penyelesaian Laporan Pengaduan Budi Susanto ORI ketika dihubungi CNN Indonesia, di Jakarta, Senin petang (13/4). (Baca Juga: Fokus Cara Baru Ujian Nasional)

Pihaknya kemudian menyesalkan minimnya antisipasi baik dari pihak Dinas Pendidikan Provinsi maupun sekolah. Alhasil, siswa tersebut harus menunggu sampai sore hari untuk mengikuti ujian tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain di Yogyakarta, siswa di beberapa sekolah menengah atas dan kejuruan juga dikabarkan mendapatkan persoalan akses UN CBT di daerah Bojonegoro, Jawa Timur.

"Pihak sekolah salah menginstall program sehingga siswa ditunda ikuti UN CBT," kata dia menjelaskan.

(Lihat Juga: Listrik Tak Stabil, Sekolah Pontianak Andalkan Genset dan UPS
)

Sementara itu, keluhan soal pelaksanaan ujian nasional juga terjadi di Sumatera Barat. Ombudsman mendapat laporan soal bocornya kunci jawaban UN tertulis. Bahkan, pihak kepolisian yang mengawal UN sempat mendatangi kantor perwakilan Ombudsman untuk mengecek validitas kunci jawaban.

"Kami akan mengecek dahulu akurasi kunci jawabannya," ujar Budi.

Untuk pelaksanaan UN, di daerah lainnya seperti Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara terpantau lancar.

Terkait pelayanan publik tersebut, Ombudsman perwakilan Yogyakarta telah melakukan sejumlah investigasi lapangan. Selain perwakilan daerah, inspeksi mendadak juga dilakukan oleh tim Ombudsman pusat ke beberapa daerah selama tiga hari pelaksanaan UN.

"Ada tiga tim yang ke daerah. Kami kirim ke Kalimantan Utara, Jabodetabek, dan Jawa Barat," katanya.

Menurut keterangannya, setiap tim yang bertugas berjumlah tiga hingga empat orang. Tiap harinya, mereka akan melakukan pemantauan lapangan dan mencatat hasil temuan untuk kemudian diselidiki akar permasalahan. Hasil temuan kemudian akan disampaikan kepada jajaran pejabat eselon I dan II serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan di Kantor Kemendikbud. Selain itu, Ombudsman juga akan menilai potensi maladministrasi yang dapat terjadi.

"Pekan ini kami kumpulkan semua datanya, kemudian dianalisis dan pekan depan ada hasil dan rekomendasinya," kata Budi.

Namun demikian, meskipun pelaksanaan UN CBT di beberapa daerah terkendala urusan koneksi dan program, Budi optimis dengan pelaksanaan UN berbasis komputer tersebut.

"Dengan adanya UN cara baru, kehebohan UN jadi berkurang. Pelaksanaan UN enggak rumit dan bisa dilakukan kapan saja serta di mana saja," kata dia.

(Baca Juga: Presiden Jokowi Puji Pelaksanaan Ujian Nasional
)

Diketahui jumlah seluruh peserta UN CBT mencapai 170 ribu orang di seluruh Indonesia. Kota dengan jumlah peserta UN CBT terbanyak diraih oleh Yogyakarta, yakni 5,9 persen atau sebanyak 16.490 orang dari total keseluruhan peserta UN CBT Tanah Air. Sementara di Papua, berjumlah sekitar 5.270 orang dan sebanyak 4.080 orang mengikuti UN CBT di Jakarta. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER