Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menegaskan bahwa komunikasi politik tidak termasuk dalam tugas yang harus diembannya. Pernyataan itu diungkapkan Andi menyusul curahan hati Presiden Joko Widodo kepada para pengamat yang diundang dalam makan siang di Istana Negara, Selasa (14/5) lalu.
Saat itu, Jokowi menyebut, ada 'pengantar pesan' politik di Istana Negara yang dinilai kurang baik dalam menjalankan tugasnya. Akibatnya, informasi yang ingin disampaikan Jokowi kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menjadi tidak akurat.
Sebagai sekretaris, nama Andi pun tak pelak dianggap sebagai salah satu sosok 'pengantar pesan' yang disebut oleh Jokowi. Alasannya, ahli kajian strategis itu dikenal sangat dengan Presiden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karenanya, Andi membantah tuduhan itu. Dia pun mengaku tak pernah ditugaskan oleh Jokowi untuk bertindak sebagai pembawa pesan kepada partai politik pendukungnya.
"Sebagai Seskab tugas saya internal kabinet. Saya tidak menjalankan tugas komunikasi politik," ujar Andi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, kemarin, Rabu (15/4).
Karena Presiden tidak pernah memerintahkan untuk melakukan komunikasi politik, lanjut Andi, maka dia tak pernah sekalipun melakukan hal itu.
"Jika tidak ada perintah dari Presiden, saya tidak melakukan tugas itu. Sebagai Seskab, tugas utama saya adalah membantu Presiden dalam pengelolaan kabinet, tidak ada satupun tugas saya sebagai Seskab yang berkaitan dengan partai-partai politik manapun," kata dia.
Tak mau disebut sebagai pengantar pesan, Andi menyebut, tugas tersebut dipegang oleh Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, dan juga Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Luhut Binsar Panjaitan.
"Tugas komunikasi politik itu, secara lingkungan Istana, itu ada di Pak Mensesneg yang punya eselon I namanya Hubungan Kelembagaan. Dan ada di Pak Luhut yang punya eselon I namanya Deputi Komunikasi Politik. Kalau saya tidak punya perangkat untuk melakukan komunikasi politik itu," ujar dia.
(meg)