PBNU Desak Pemerintah Prakarsai Perdamaian di Yaman

Basuki Rahmat N | CNN Indonesia
Selasa, 21 Apr 2015 07:19 WIB
Serangan ke Yaman memperburuk kondisi dunia Islam. Secara subyektif Indonesia punya kepentingan dengan perdamaian di kawasan ini.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menag Lukman Hakim Saifuddin (kiri), Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj (kanan) dan Sekjen PBNU KH Marsudi Syuhud (kedua kiri) di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (24/12). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Slamet Effendy Yusuf menyatakan, sudah saatnya Indonesia mengambil prakarsa nyata untuk menengahi konflik di Timur Tengah.

Bagaimanapun, ujar Slamet Effendy, pemerintah Indonesia harus bisa meyakinkan negara koalisi pimpinan Arab Saudi bahwa serangan ke Yaman hanya memperburuk kondisi dunia Islam yang sedang mengalami konflik di berbagai negara.

“Secara subyektif Indonesia punya kepentingan dengan perdamaian di kawasan ini,” kata Slamet Effendy dalam keterangannya kepada CNN Indonesia, Selasa pagi (21/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menegaskan, perang yang diprakarsai oleh Arab Saudi kalau tidak bisa segera ditengahi akan membuat konflik dan peperangan di berbagai negara muslim menjadi sangat luas, parah, dan kompleks.

Menurut Slamet Effendy, kerugian yang dialami oleh umat Islam sangat besar baik militer, politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Jatuhnya bom di KBRI, evakuasi warga Indonesia, khususnya mahasiswa dari Yaman, melengkapi pulangnya banyak pelajar dan mahasiswa serta pekerja dari Irak, Suriah, Libya, dan lainnya.

"Ini sebuah kerugian besar bagi Indonesia. Karena itu Indonesia harus ada keseriusan untuk menengahi sengketa bersenjata ini,” ujarnya.

PBNU juga menghargai jika negara-negara muslim di Asia Tenggara dapat menyatukan langkah untuk mendamaikan pihak-pihak yang terlibat peperangan.

“Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam adalah kawasan muslim yang damai yang bisa melakukan sesuatu bagi dunia Islam yang sekarang tercabik-cabik oleh konflik dan peperangan,” tuturnya.

(obs)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER