Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menilai motif ekonomi bukan alasan utama praktik prostitusi. Gaya hidup mewah menurutnya memberikan andil cukup besar seseorang menjadi pekerja seks komersil.
“Prostitusi bukan masalah ekonomi semata, tapi terkait gaya hidup yang memaksa sesorang untuk memenuhi keinginan bukan kebutuhan hidupnya, ” kata Khofifah kemarin di Jakarta.
Dalam prostitusi menurutnya terdapat kumpulan berbagai masalah. Ia mencotohkan adanya praktik perbudakan, eksploitasi seksual, eksplorasi ekonomi, perdagangan manusia serta berbagai tindak kejahatan lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai sebuah kejahatan, prostitusi, kata Khofifah harus didekati dari berbagai sisi. Namun masalahnya, ada ada sebuah upaya beberapa pihak yang berharap prostitusi untuk tidak dianggap sebagai sebuah kejahatan. "Tentu saja hal ini berbahaya,” ujarnya.
Khofifah berharap protitusi masuk dalam rancangan undang-undang tentang kekerasan dan kejahatan seksual dalam Program Legislasi Nasional.
“Jika ada pihak yang berkeinginan untuk membuat lokalisasi prostitusi, berarti langkah mundur dan mendukung perbudakan, tindak kriminalitas, serta perdagangan manusia, ” kata Khofifah.
Terkait praktik prostitusi yang merambah melalui dunia maya, Khofifah menilai peran lingkungan bisa menjadi daya rekat untuk mengontrol warga, sekaligus menghadirkan sanksi sosial agar bisa lebih efektif.
Selain itu juga dibutuhkan pendidikan karakter, termasuk bagi para siswa di sekolah agar jangan sampai bisnis prostitusi membawa dampak negatif terhadap karakter bangsa, "Silakan bisnis tapi tidak usah mengganggu karakter anak bangsa, ” kata Khofifah. (Baca juga:
Khofifah: Jangan Antre Ambil Kartu Jika Belum Dapat Undangan)
(sur)