Jakarta, CNN Indonesia -- Sebenarnya ada beberapa permintaan yang terlontar dari Mary Jane Fiesta Veloso, terpidana mati perkara narkotik asal Filipina, sebelum eksekusi mati. Tidur bersama keluarganya sehari sebelum eksekusi, menurut pengacaranya, Ismail Muhammad, adalah salah satu diantaranya.
“Tidur bersama sebelum eksekusi mati, itu menjadi salah satu permintaan terakhir Mary Jane,” kata Ismail saat dihubungi CNN Indonesia, Minggu (26/4).
Menurut Ismail, beberapa permintaan Mary sebenarnya sudah terpenuhi. Pendampingan saat pemberitahuan kepastian eksekusi, tambahnya, sudah terlaksana pada Sabtu siang. “Bahkan keluarganya datang untuk bersama mendengarkan berita acara eksekusi,” ujar Ismail.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Permintaan lain yang sudah terpenuhi, adalah bisa berkomunikasi dengan keluarga sebelum Mary dieksekusi. “Untuk permintaan ini sudah terpenuhi oleh sebab tak tanggung, Ayah, ibu, kakaknya dan dua buah hati tercinta Mary sudah dihadirkan,” kata Ismail.
Kini, bahkan sang suami, Michael Cadelaria, bersama seluruh keluarga Mary Jane, tengah berada di Dermaga Wijayapura Cilacap, untuk menyeberang ke Nusakambangan. “Satu hal lagi permohonan pendampingan oleh seorang romo juga sedang diusahakan belakangan ini.” (Baca juga:
Akhirnya, Mary Jane bakal Bertemu Suami)
Sementara itu, belum ada waktu yang terang soal eksekusi mati. Pihak jaksa sebagai eksekutor belum memberitahukan soal waktu pasti, baik tanggal maupun jam eksekusi. (Baca juga:
Pengacara Terpidana: Selasa Hanya Asumsi Waktu Eksekusi)
Saat ini, sepuluh terpidana mati tersebut telah lengkap berada di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Para terpidana mati juga telah diisolasi. Mary Jane kini mendekam di LP Besi. Bersama Mary, tiga terpidana mati lainnya telah lebih dulu menghuni LP tersebut, yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran asal Australia, serta Raheem Agbaje Salami asal Nigeria.
Sementara itu Serge Areski Atlaoui asal Prancis, Rodrigo Gularte asal Brasil, dan Zainal Abidin warga Indonesia, berada di LP Pasir Putih. Tiga terpidana lainnya, yakni Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa dan Okwudili Oyatanze asal Nigeria, serta Martin Anderson alias Belo asal Ghana berada di LP Batu.
Baca Fokus:
Eksekusi Mati Kian Dekat (sip)