Tiga Permintaan Duo Bali Nine Jelang Eksekusi Mati

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Senin, 27 Apr 2015 07:34 WIB
Menghirup udara segar dari luar jeruji besi dan meminta waktu lebih lama dengan keluarga menjadi permintaan terakhir yang diinginkan duo Bali Nine.
Dua mahasiswa mengenakan topeng duo tersangka kasus Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran saat melakukan aksi teatrikal di bawah jembatan layang, jalan Andi Pangeran Pettarani, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (16/3). Dalam aksi tersebut mereka mendesak Kejaksaan Agung segera menetapkan waktu eksekusi mati gembong Narkoba tersebut yang terkesan ditunda-tunda. (Antara Foto/Darwin Fatir)
Cilacap, CNN Indonesia -- Duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, bakal dieksekusi Selasa (28/4) dini hari. Jelang eksekusi, keduanya memiliki tiga permintaan terakhir.

"(Myuran) ingin terus melukis," ujar kuasa hukum Sukumaran, Leonard Arpan Aritonang kepada CNN Indonesia.

Sebelumnya, hampir saban hari Sukumaran kerap melukis ketika mendekam di LP Kerobokan, Pulau Bali, selama 10 tahun. Di Pulau Dewata, Myuran dapat meluapkan emosinya melalui pena lukis dan kuas. (Baca juga: Seribu Lilin demi Selamatkan Mary Jane dari Eksekusi Mati)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah tokoh pernah dilukis antara lain Presiden Jokowi yang telah menolak permohonan grasinya, dan Jaksa Agung M Prasetyo, sang pengatur eksekutor mati. Pria asal Australia itu juga melukis perdana menterinya, Tony Abbott. Sukumaran juga menghabiskan waktu dengan mengajar melukis sejumlah penghuni sel lainnya.

Permintaan kedua dari duo Bali Nine yakni ingin menghirup udara segar. Keduanya mendekam di sel isolasi LP Besi, Nusakambangan. Praktis, tak dapat menghirup udara luar jeruji. (Baca juga: Hukuman Mati, Jokowi: Saya Nggak Mau Ngomong Lagi)

Berdasarkan Sistem Databese Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, selain para terpidana mati, LP Besi dihuni oleh 183 narapidana dengan kapasitas 215 orang. LP tersebut menjadi lokasi para terpidana mati menghabiskan hari terakhirnya sebelum ajal menjemput.

Sebelumnya, lima terpidana mati pada Gelombang I juga diisolasi di LP Besi sebelum ditembak oleh eksekutor, Minggu dini hari, 18 Januari 2015. Kelimanya yakni warga negara Belanda Ang Kiem Soei, warga Malawi Namaona Denis, warga Brazil Marco Archer Cardoso Moreira, warga Nigeria Daniel Enemuo, dan satu-satunya orang warga negara Indonesia, Rani Andriani, seorang wanita asal Cianjur.

Tak hanya melukis dan menghirup udara segar, duo Bali Nine juga ingin menghabiskan hari terakhirnya bersama keluarga. "Mereka ingin punya waktu lebih lama dengan keluarga," kata Leonard menceritakan apa yang diinginkan Chan dan Sukumaran. (Baca juga: Aktivis: Pemerintah Jokowi-JK Tutup Mata Tegakkan HAM)

Minggu (26/4), Leonard bersama perwakilan Australia dan keluarga duo Bali Nine menyambangi LP Besi. Mereka menjenguk Chan dan Sukumaran yang bakal dieksekusi oleh regu tembak. Rencananya, keluarga bakal menyambangi kembali duo Bali Nine hari ini.

Berdasar pantauan CNN Indonesia, sejumlah orang lalu lalang di Dermaga Wijayapura menuju Pulau Nusakambangan. Mereka menyebrang menggunakan perahu dan kapal. Namun, belum ada laporan soal kedatangan keluarga para terpidana. Mereka yang hendak menyebrang adalah warga yang akan beraktivitas di pulau tersebut. (Baca juga: Rodrigo Gularte Kerap Bicara dengan Tembok Jelang Eksekusi) (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER