Berkunjung ke Perpustakaan DPR yang Sepi Pengunjung

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Selasa, 28 Apr 2015 15:40 WIB
Meski sudah memiliki ruang perpustakaan, namun DPR tetap berencana akan membangun yang baru. Padahal, ruang yang ada kini nampak tak terjamah manusia.
Pimpinan DPR bersama Badan Usaha Rumah Tangga merencanakan pembangunan fasilitas baru, termasuk perpustakaan baru yang lebih modern. (CNNIndonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pada penutupan masa sidang ketiga akhir pekan lalu, Ketua DPR Setya Novanto sempat mengungkapkan rencana untuk pembangunan fasilitas baru di komplek parlemen. Di antara rencananya itu, disebut tentang program pembangunan perpustakaan, museum dan juga research center.

Di antara tiga pembangunan tersebut, tercatat hanya research center yang akan menjadi fasilitas baru. Alasannya, fasilitas museum dan perpustakaan di komplek DPR sudah ada hingga kini. Sayangnya, keberadaan perpustakaan DPR terasa tidak terlalu berarti.

Hal itu terasa saat CNN Indonesia mendatangi perpustakaan yang terletak di Gedung Nusantara II DPR RI. Perpustakaan dengan dua lantai itu terasa dingin karena lengang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantai satu perpustakaan DPR yang lebih banyak dijadikan sebagai ruang tunggu. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Di lantai pertama, terlihat sebuah rak panjang dengan sejumlah majalah yang berjajar di sana. Sejumlah sofa menjadikan ruangan ini bak ruang tunggu.

"Ini memang dikhususkan untuk tempat membaca majalah," ujar salah seorang staf perpustakaan DPR, yang enggan menyebutkan namanya.

Dari ruang tersebut, pengunjung harus melalui tangga yang terbilang cukup sempit, untuk menuju ke lantai dua. Dari pintu masuk di lantai dua, terlihat ruangan laiknya perpustakaan.

Jajaran rak buku, meja dengan monitor komputer, serta meja besar dengan kursi-kursi, disediakan untuk pengunjung yang ingin menyusuri halaman-halaman buku ataupun menjelajah internet.

Tak jauh berbeda, lantai dua perpustakaan DPR juga terlihat sepi dan tak tersentuh pengunjung.

Pimpinan DPR dan Badan Usaha Rumah Tangga berencana untuk membangun fasilitas baru, termasuk memperbaharui perpustakaan DPR yang ada saat ini. (CNNIndonesia/Christie Stefanie)
"Memang lebih banyak tenaga ahli yang datang ke sini. Tapi masyarakat ada juga yang ke sini. Tapi tidak banyak," kata staf tersebut.

Meski perpustakaan DPR terbuka untuk umum, namun hanya para anggota dewan dan tenaga ahli yang diperbolehkan untuk meminjam dan membawa pulang buku-buku perpustakaan.

Padahal, setidaknya perpustakaan ini memiliki 105.381 eksemplar. Adapun total keseluruhan kliping dan artikel dari tahun 2012-2015 mencapai 15.834 eksemplar.

Buku-buku yang disediakan pun terbilang beragam. Mulai dari buku politik, ekonomi, sejarah, biografi tokoh, hingga peraturan perundang-undangan disediakan di sini.

Meski terbilang sepi dan tak terjamah manusia, staf perpustakaan DPR mengaku membutuhkan ruangan baru. Alasannya, masih banyak buku-buku yang belum terpampung di dalam rak.

Sebelumnya, Novanto mengungkapkan, perpustakaan baru DPR nantinya akan menjadi perpustakaan yang lebih modern dan juga lebih terbuka bagi masyarakat.

Lantai 2 perpustakaan DPR ini menyediakan 105.381 eksemplar buku dan belasan ribu kliping. (CNNIndonesia/Christie Stefanie)
Wakil Ketua DPR Agus Hermanto juga sempat mengatakan, selain untuk membentuk ikon nasional (perpustakaan, museum dan research center), pembangunan perpustakaan baru juga dibutuhkan untuk para tenaga ahli yang mendampingi anggota-anggota dewan.

"Sekarang ini, satu anggota dewan memiliki dua sekretaris pribadi dan lima tenaga ahli. Bisa dibayangkan ruangan di Nusantara I sudah melebihi kapasitas," ujarnya.

Karenanya, dia mengatakan, akan dilakukan tata ruang di komplek DPR yakni gedung yang saat ini digunakan oleh DPD nantinya akan digunakan oleh para anggota dewan dan tenaga ahli. Sedangkan, untuk kantor kerja anggota DPD nantinya akan dipindah ke kawasan Kementerian Pemuda dan Olahraga.

(meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER