Mary Jane Benturkan Kepala ke Tembok Saat Menanti Eksekusi

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Rabu, 29 Apr 2015 16:48 WIB
Yuniyanti yang mendampingi Mary Jane bercerita, Mary selalu terbangun saat mendengar suara kunci, seakan-akan waktu kematiannya telah tiba.
Aktivis memegang lilin dan foto Mary Jane dalam aksi damai di depan Istana Negara, Jakarta, 27 April. (Reuters/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan, Yuniyanti Chufaizah, menceritakan kisahnya mendampingi terpidana mati kasus narkoba Mary Jane Fiesta Veloso saat menanti eksekusi –yang akhirnya diputuskan ditunda atasnya.

Yuni –sapaan Yuniyanti– mengatakan Mary Jane sangat sulit tidur mendekati eksekusi. “Ia membenturkan kepala ke tembok, bahkan selalu terbangun apabila mendengar suara kunci, seakan-akan waktu kematiannya telah datang,” kata Yuni di Kantor Komnas Perempuan, Rabu (29/4).

Menurut Yuni, kecemasan tak hanya melanda Mary Jane, tapi juga keluarganya. Kerabat Mary berada dalam ketegangan amat tinggi menanti kematian Mary. “Ibu Mary sering berteriak-teriak. Kakak Mary bahkan sempat tak mau menemui Mary padahal itu termasuk permintaan terakhir Mary,” ujar Yuni.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penantian menjelang eksekusi mati, kata Yuni, potensial menimbulkan konflik antarkeluarga. “Dalam penantian ini, keluarga mudah sekali depresi bahkan meninggal karena stroke,” ujarnya.

Komnas Perempuan menyatakan hukuman mati tak hanya berdampak pada terpidana, tapi juga keluarganya. Ini salah satu sebab Komnas Perempuan menghendaki hukuman mati dihapuskan di Indonesia. (Baca penjelasan Migrant Care: Hukuman Mati Tak Boleh Serampangan)

Simak FOKUS: Setelah Bedil Menyalak

Secara terpisah, salah satu pengacara Mary, Atty Edre U Olalia, mengisahkan betapa ibu Mary, Celia Veloso, berteriak kegirangan dan melompat dari kursinya di dalam bus yang sedang ia tumpangi dari Cilacap menuju Jakarta ketika mendengar kabar eksekusi mati putrinya ditunda.

Celia langsung bersorak-sorai penuh syukur. “Mereka teriak-teriak dan melompat. Bus yang mereka tumpangi sampai-sampai harus menepi. Mereka sungguh senang mendengar kabar itu,” kata Edre di Dermaga Wijayapura, Cilacap.

Saat itu ibunda Mary ditemani oleh kedua anak Mary, Mark Daniel dan Mark Darren. Begitu tahu eksekusi Mary ditunda, mereka semua langsung kembali ke Cilacap. (Baca Mary Jane ke Anaknya: Kalau Tak Pulang, Mama Menghadap Tuhan)

Mary Jane kini telah dikembalikan ke LP Wirogunan di Yogyakarta, tempatnya menghabiskan waktu beberapa tahun setelah ditangkap karena kedapatan membawa narkoba di Bandara Adisucipto. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER