Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Desa,Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigasi Marwan Jafar mengatakan akan kembali menghidupkan transmigrasi sebagai bentuk pemerataan dan pemberdayaan penduduk. Selain fokus pada daerah perbatasan dan pulau terluar, transmigrasi ini juga akan fokus pada transmigrasi lokal.
Transmigrasi lokal merupakan transmigrasi penduduk dalam provinsi yang sama. Namun menurut Marwan, akan muncul masalah tersendiri saat transmigrasi melibatkan pendudukan kota besar.
Penduduk kota besar akan mendatangkan masalah baru di daerah baru. Terlebih jika peserta transmigrasi adalah penduduk DKI Jakarta. Resistensi yang ditimbulkan dengan peduduk lokal akan sangat besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para kepala daerah sudah tahu. Sudah ada komunikasi juga mereka. Ini dari mana orang ini. Kalau dari Jakarta atau kota besar pasti daerah-daerah transmigrasi akan menolak," kata Marwan Jafar dalam acara Seminar Pemetaan Masalah Kawasan Perdesaan di Hotel Grand Cemara, Jakarta, Selasa (12/5).
"Kalau misalnya dari Jakarta pasti ditolak," ujar Marwan melanjutkan. Hal ini terjadi lantaran kebiasaan kebanyakan orang Jakarta yang menjual tanahnya usai sampai di daerah transmigrasi.
Marwan menganggap, masyarakat di kota besar tidak terbiasa dengan gaya hidup barunya nanti yang harus ia jalani di daerah transmigran. "Kalau di transmigran dia harus bekerja itu menjadi berbeda. Mendingan menjadi pengemis di sini sehari bisa mendapatkan berapa ratus ribu dibandingkan mencangkul setiap hari," kata Marwan.
Bagi Marwan, ini merupakan problem sosial yang kerap terjadi di daerah tujuan transmigrasi. Bahkan ia menyatakan masalah ini sebagai masalah sosial yang endemik termasuk sering terjadinya konflik antara penduduk lokal dengan penduduk yang mengikuti program transmigrasi.
Namun, ia tidak menyebut konflik yang terjadi sebagai konflik sosial. Meski, ia mengakui ada persoalan gesekan antara pendatang baru dan penduduk lokal yang terjadi di sana. "Saya tidak mau menutupi itu," ujarnya.
Marwan pun mengimbau agar masyarakat tidak melihat hak itu sebagai konflik. Kehidupan antara transmigran dan masyarakat lokal seharusnya bisa dilihat dari sisi yang lebih positif. "Intinya bahwa transmigrasi jangan dilihat dari konfliknya. Tapi dilihat dari tingkat kompetisi yang sehat. Dengan harapan ada transfer of knowledge di situ," kata Marwan.
Untuk itulah Marwan mencanangkan para transmigran harus memiliki keterampilan. Menurutnya, cara ini bisa menjadi awal yang baik dalam hal transfer pengetahuan antara transmigran dan masyarakat lokal.
(pit)