Jakarta, CNN Indonesia -- Air Kanal Banjir Barat mulai dapat diolah menjadi air baku oleh PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja). Menggunakan teknologi Moving Bed Bio-film Reactor (MBBR), air dari saluran pengendali banjir itu bisa dipakai untuk kebutuhan warga DKI Jakarta.
Operasional MBBR tersebut pagi ini diresmikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Ahok, sapaan akrab Basuki mengapresiasi upaya Palyja untuk mengolah air Kanal Banjir Barat tersebut.
"Kami sangat berterima kasih untuk pembangunan teknologi ini selama dua tahun terakhir. Bagi kami, tidak peduli berapa uang yang dihabiskan, yang penting warga DKI dapat air bersih," kata Ahok di kantor Palyja, Tanah Abang, Jakarta, Selasa (19/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MBBR diklaim sebagai teknologi mutakhir yang baru pertama kalinya digunakan di Asia Tenggara. Presiden Direktur Palyja Jacques Manem mengatakan, teknologi ini diterapkan di Indonesia karena perkembangan bakteri amoniak di kawasan negara tropis jauh lebih cepat dibanding negara Eropa dan Amerika. (Baca juga:
Ahok Minta Pelanggan Pelacur Dihukum)
Penyebabnya adalah cuaca panas yang dapat membuat bakteri berkembang lebih cepat dibanding di negara dengan iklim dingin. "Saya yakin teknologi ini siap 98 persen mengurai amoniak dari air," kata Jacques.
Air diolah dari Kanal Banjir Barat masuk ke tangki meteor berkapasitas 580 liter per detik. Dalam tangki tersebut, meteor atau partikel-partikel kecil mengurai amoniak dari air yang masuk.
Setelah diurai, air yang sudah terbebas dari amoniak selanjutnya akan dikirim menuju Pejompongan untuk diolah menjadi air minum. Dari 580 liter yang diolah, yang dihasilkan sebanyak 550 liter per detik.
Staf Pengembangan Sumber Daya Air Palyja Kusitarini Trishanti mengatakan, dari 580 liter yang diolah, ada 30 liter air yang mengendap menjadi lumpur. Sementara untuk waktu pemrosesan sekitar 2,5 jam sebelum dialirkan ke instalasi air Palyja di Pejompongan. (Baca juga:
Gubernur Ahok Siapkan 50 Taman Baru di Ibu Kota)
(sur)