Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak akan melarang pedagang yang sudah berada di kawasan pusat kuliner Lenggang Jakarta untuk keluar dari sana dan kembali berjualan di pinggiran jalan atau trotoar seputar ibu kota.
Ijin untuk keluar dari Lenggang Jakarta akan diberikan setelah pelaporan dilakukan terlebih dahulu oleh pedagang yang hendak kembali berjualan di jalan maupun trotoar Jakarta.
"Mereka (PKL yang ada di Lenggang Jakarta) mau kembali ke jalanan boleh. Kita daftarkan nanti anda mau berjualan di jalan mana? Kita atur nanti. Silahkan," kata Ahok di Lenggang Jakarta, Monas, Jakarta Pusat, Jumat (22/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekhawatiran akan keluarnya beberapa pedagang dari Lenggang Jakarta muncul karena sejak beroperasi pada Senin lalu, Lenggang Jakarta masih sepi dari pengunjung yang datang. Namun, Ahok yakin kawasan percontohan untuk penataan PKL itu akan segera dipadati pengunjung setelah diresmikan.
"Tidak mungkin sepi kalau sudah buka. Mereka tinggal pilih yang merasa sepi mau keluar atau tidak. Tapi tempat toko anda tidak bisa dijual. Kami akan berikan kepada orang yang mau beli," kata Ahok.
Izin bagi beberapa pedagang untuk keluar dari Langgeng Jakarta sejalan dengan niat Ahok yang ingin merevisi Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Jika nantinya perda tersebut telah direvisi, maka PKL yang berada di Jakarta akan sah secara hukum berjualan di atas trotoar dan jembatan selama mereka tidak menghalangi para pejalan kaki yang melintas.
Berdasarkan penelusuran CNN Indonesia, pembangunan kawasan Lenggang Jakarta dilakukan oleh PT. Rekso dan menghabiskan dana sekitar Rp 20 Milyar. Total sudah terdapat 329 kios untuk PKL yang menjual makanan dan minuman di area tersebut. Namun, hingga diresmikan pada Jumat tadi baru ada sekitar 52 pedagang yang sudah menempati kios-kios di Lenggang Jakarta.
(pit)