Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden RI Jokowi telah mengumumkan sembilan nama panitia seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Uniknya, kesembilan nama tersebut seluruhnya ialah perempuan. Mereka adalah Destry Damayanti, Enny Nurbaningsih, Betti S. Alisjahbana, Harkristuti Harkrisnowo, Yenti Garnasih, Supra Wimbarti, Natalia Subagyo, Diani Siadiawati, dan Meuthia Ganierochman. Kepakaran mereka tak perlu diragukan lagi.
Ketua Komisi III menyambut baik langkah Presiden Jokowi untuk memilih para srikandi ini agar ambil bagian dalam proses pemberantasan korupsi dan menunda keraguan tanpa melihat posisi gender hingga membuahkan hasil yang objektif untuk melakukan penilaian. (Baca juga:
Busyro: Pansel KPK Harus Siap Hadapi Godaan Uang)"Beri kesempatan dulu bagi mereka, Komisi III tidak ada yang protes. Siapa yang protes? Kami bulat setuju," kata Aziz kepada CNN Indonesia, Jumat (22/5) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, hanya ada dua perbedaan besar antara perempuan dan laki-laki. Perbedaan itu sangat mendasar dan tidak mempengaruhi siapa yang akan menjadi pengisi lima kursi komisioner KPK. (Baca juga:
Seluruhnya Perempuan, Panitia Seleksi KPK Sulit Diintervensi)"Hanya dua bedanya, perempuan itu melahirkan dan mengalami periode haid. Hanya itu yang jadi pembeda. Sisanya, sama punya otak sama punya mata, bahkan bisa mengalahkan laki-laki," ujar Aziz.
Oleh karena itu pihaknya meminta agar masyarakat atau siapapun tidak larut dalam wacana minimnya kredebilitas pansel KPK dari sisi gender. "Kami setuju, beri kesempatan. Belum beri kesempatan sudah di tolak, bagaimana itu," ungkapnya.
Wakil Ketua Komisi III DPR Trimedya Panjaitan menilai komposisi itu menarik, sebab ini kali pertama Pansel KPK diisi oleh perempuan semua. Trimedya menilai sosok perempuan akan sulit untuk diintervensi. Ini karena laki-laki cenderung lebih mudah didekati daripada perempuan yang kadang bersifat lebih tertutup. (Baca juga:
KPK: Panitia Seleksi Harus Steril dari Kepentingan Politis)Selain masalah gender, Trimedya pun menyoroti soal latar belakang para 'Srikandi' Pansel KPK ini. Baginya, meski para anggota Pansel KPK kali ini bukan orang yang sering bicara soal politik, tapi integritas mereka cukup baik di bidang-masing.
"Ini relatif orang-orang yang jarang bicara, tapi di sisi lain kita semua tahu integritas mereka cukup baik di bidangnya, seperti sosiologi dan hukum," katanya.
Meski melayangkan sejumlah pujian, Trimedya pun tak lupa melihat kelemahan dalam pansel KPK kali ini. Salah satu kelemahan yang menurutnya perlu disoroti adalah kemungkinan mereka lebih lemah daripada laki-laki. (Baca juga:
Puji Jokowi, Yenny Wahid Tegaskan Jangan Ragukan Perempuan)"Tapi Pansel seharusnya tidak terlalu berat tekanannya. Tinggal bagaimana mereka bisa menggali pengalaman dari para calon pimpinan KPK. Harus teliti, riset dan, tracking tentang orang-orang yang akan mereka seleksi," ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
Jokowi saat mengumumkan kesembilan nama Pansel KPK itu berharap tokoh-tokoh hasil seleksi Pansel nantinya mampu memperkuat kelembagaan KPK dan meningkatkan sinergi KPK dalam rangka membangun sistem pencegahan dan pemberantasan korupsi. (Baca juga:
Puji Jokowi, Yenny Wahid Tegaskan Jangan Ragukan Perempuan) (pit)