Dua Polisi Terluka Saat Sergap Anak Buah Teroris Santoso

Suriyanto | CNN Indonesia
Senin, 25 Mei 2015 11:17 WIB
Satu orang petugas tertembak di lengan dan pahanya, sementara seorang petugas lainnya mengalami luka di bagian pelipis.
Personel Densus 88 Antiteror menyisir rumah keluarga salah satu terduga teroris Kelompok Poso di Kediri, Jawa Timur, Jumat (16/2). (ANTARA FOTO/Rudi Mulya)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua orang anggota polisi terluka saat menyergap anak buah Santoso kemarin di Gayatri, Poso, Sulawesi Tengah. Keduanya terluka karena dua orang anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur itu melawan saat hendak ditangkap sebelum ditembak mati petugas.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto mengatakan, satu orang petugas terluka tembak, sementara satu orang lainnya terluka di bagian pelipisnya.

"Brigadir Kepala Wayan Pande mengalami luka tembak di lengan dan paha," kata Agus, Senin (25/5) dalam keterangan tertulisnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota lain yang terluka adalah Brigadir Wayan Sedana yang terluka di bagian pelipisnya. Ia terluka karena perlawanan tersangka terorisme saat hendak ditangkap. Keduanya menurut Agus adalah anggota Satuan Gegana, Korps Brimob Polri.

Personel Korps Brimob merupakan salah satu satuan yang terlibat dalam Operasi Camar Maleo II di kawasan Sulawesi Tengah. Operasi ini bertujuan mengejar kelompok teroris yang berbasis di Poso, Sulawesi Tengah pimpinan Santoso.

Dalam penyergapan kemarin, petugas berhasil mengamankan satu pucuk senapan laras panjang M16 dengan dua magazennya, 20 butir peluru kaliber 5,56 milimeter, dan dua buah bom rakitan.

Selain menembak mati dua orang, hari ini juga petugas menangkap dua anggota kelompok Santoso.

Kapolda Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Idham Aziz mengatakan, keduanya ditangkap di Makassar, Sulawesi Tengah dan Lubuk Banggai, Sulawesi Tengah.

"Di Makassar ditangkap atas nama Zaki dan di Lubung Banggai atas nama Khalid alias Minde," kata Idham kepada CNN Indonesia.

Keduanya pernah terlibat dalam pelatihan militer (tadrib) di Poso yang diadakan oleh Santoso selaku Ketua Mujahidin Indonesia Timur sekaligus instruktur dalam pelatihan militer tersebut.

Saat ini pertugas Detasemen Khusus 88 Antiteror tengah menggelar olah tempat kejadian perkara penangkapan untuk pengembangan lebih lanjut.

Kelompok Santoso adalah kelompok teror yang ada di Poso Sulawesi Tengah. Beberapa kali anggota kelompok ini ditangkap petugas. Namun Santoso sendiri belum berhasil di tangkap petugas hingga saat ini. (Baca juga: Santoso-Daeng Koro Sempat Menantang Densus 88 Perang Terbuka)

Ia disebut polisi sebagai salah teroris paling berbahaya saat ini. Nama Santoso masuk dalam daftar teroris paling dicari dalam beberepa tahun terakhir.

Selain Santoso, gembong teroris Poso lainnya adalah Daeng Koro. Namun Daeng sudah berhasil ditembak mati petugas beberapa waktu lalu saat oeprasi besar-besaran yang dilakukan.

Operasi besar petugas berbarengan dan latihan militer gabungan TNI di Poso. Target serangan rudal TNI saat itu adalah Pegunungan Biru, salah satu tempat yang selama ini jadi basis kelompok teroris Santoso dan Daeng Koro. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER