Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Polri membantah terduga teroris yang ditangkap di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (14/5), termasuk dalam daftar cekal intelijen. "Bukan daftar cekal, dia itu (dicurigai) karena ada temannya yang lebih dulu ke sana," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Agus Rianto, Senin (18/5).
Agus juga menjelaskan, Polri memang biasa melakukan pencekalan terhadap orang-orang yang dicurigai terlibat dalam tindakan terorisme. "(Tidak hanya yang pernah terlibat), yang kami curigai pun bisa kami cekal. Asal ada dasar kecurigaan yang kuat," kata Agus. "Tentu kami punya daftarnya."
Namun, ketika ditanyai soal data jumlah terduga teroris yang sudah dicekal hingga saat ini, Agus tidak bisa menjelaskan. "Nanti saya cek dulu," ujarnya. (Baca juga:
Diduga akan Gabung ISIS, 5 Orang di Surabaya Diperiksa Densus)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, hingga saat ini belum ada perkembangan berarti dari pemeriksaan terhadap para terduga ISIS tersebut. Merujuk kepada ketentuan, keputusan untuk menentukan apa akan dilakukan penahanan atau penetapan tersangka akan dilakukan sepekan setelah penangkapan, yakni Kamis pekan lalu.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Anas Yusuf mengatakan para terduga ISIS masuk dalam daftar cekal Badan Intelejen dan Keamanan (Intelkam) Polri. Pernyataan itu pun sekaligus menepis kabar yang menyatakan mereka adalah buronan Interpol.
(Baca juga: Ngotot Berjuang Bersama ISIS, 16 WNI Enggan Dipulangkan)ISIS
Lima orang yang ditangkap adalah MR, SH, ZTF, AMM, HSL dan AMM. Mereka ditangkap petugas imigrasi berdasarkan dokumen imigrasi yang mereka bawa yang diketahui berasal dari Tarakan, Kalimantan Utara.
Kelimanya ditangkap di Terminal II Bandara Juanda saat sedang transit sebelum melanjutkan penerbangan ke Penang, Malaysia.
(sip)