Jakarta, CNN Indonesia -- Hidupnya, sebut Denty Noviany Sari, staf anggota DPR Frans Agung Mula Putra berubah sejak dia melaporkan atasannya itu ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Tetapi, perempuan yang pernah kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Nasional (Unas) Jakarta ini sudah memperhitungkan semuanya. “Sudah saya hitung semua konsekuensinya,” tutur Denty saat berbincang dengan CNN Indonesia, tadi malam.
Denty mengaku pelaporan atas Frans ke MKD karena dia ingin mencari keadilan. Dia diberhentikan secara sewenang-wenang oleh atasannya itu sejak Februari lalu. Sejak Maret hingga sekarang, Denty tidak hanya tidak digaji, tetapi juga menganggur. Hal yang berat bagi siapa pun, terlebih Denty yang perantauan dan tinggal seorang diri di Jakarta. Perempuan 26 tahun ini berasal dari Jambi.
Selain soal keadilan, ada hal lain yang ingin Denty sampaikan dengan melaporkan atasannya itu. “Saya hanya ingin semua tahu, menjadi anggota DPR bukan berarti bisa sewenang-wenang. Bisa berbuat sesukanya,” tutur Denty. (Baca juga:
Denty Mengaku hanya Ingin Mencari Keadilan)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang staf yang melaporkan bos nya adalah hal yang tidak semua orang berani. Apalagi jika bos nya ini adalah anggota DPR yang terhormat, memiliki kekuasaan politik, koneksi dan juga keuangan. Frans Agung Mula Putra, yang berasal dari Fraksi Hanura adalah orang kuat, setidaknya di daerah pemilihan dia berasal, Lampung I.
Mengutip laman WikiDPR.org, Frans terpilih menjadi anggota DPR setelah memperoleh 81,085 suara. Tidak cukup itu. Frans adalah putra dari mantan Bupati Tulang Bawang Abdurrachman 'Mance' Sarbini dan adik dari Bupati Pesawaran, Arisandi Darma Putra.
Denty tahu itu sebab dia mengaku sebelumnya memiliki hubungan yang baik dengan Frans, termasuk dengan keluarganya. Apalagi setelah laporannya dipublikasi media, Frans mempertimbanhkan akan melaporkan balik Denty dan stafnya yang lain.
Frans tegas menyebutkan bahwa apa yang dilaporkan Denty tidak benar. Frans menyebut bahwa dirinya tengah mengambil program doktoral di Universitas Satyagama dan hanya tinggal menunggu sidang terbuka atas gelarnya itu.
“Saya tahu dari media kalau Pak Frans mau melaporkan balik. Tidak apa, setidaknya ada respons dari beliau,’ tutur Denty. (Baca juga:
Anggota DPR Frans Agung Ancam Laporkan Balik Stafnya)
Soal keberaniannya untuk mengadapi segala kemungkinan yang terjadi pada dirinya atas langkah melaporkan atasannya itu, Denty mengaku itu berasal dari keyakinannya bahwa dirinya tidak bersalah. “Saya punya bukti. Saya yakin tidak bersalah. Saya kira itu cukup,” ujarnya. (Baca juga:
Hadapi Sidang MKD soal Gelar Palsu DPR, Denty Bawa Tiga Bukti)
Denty hanya tersenyum ketika ditanya apakah dia sudah mengabarkan ini ke kedua orang tuanya di Jambi. “Yang penting, mereka tahu saya bekerja dengan baik-baik di Jakarta. Itu sudah cukup, karena saya tahu mereka pasti mendoakan saya."
Denty mengungkapkan, dia ingin mendapatkan kejelasan atas statusnya. Kalau memang dia diberhentikan, maka harus ada penjelasannya. Ada keputusannya. Apa hak-hak yang bisa dia peroleh. Kejelasan soal status hubungan kerjanya dengan Frans yang anggota Fraksi Hanura itu membuatnya lebih mudah untuk melanjutkan kehidupannya.
Sejak Maret Denty mengaku menganggur. Ada beberapa teman yang menawarinya pekerjaan. Denty mengungkapkan dia tidak bisa mengambil tawaran pekerjaan itu karena status pekerjaannya dengan Frans masih belum jelas.
“Saya ingin penjelasan. Kalau memang berhenti ya berhentikan saya dengan baik, dengan hormat, karena saya tidak bersalah. Kalau sudah ada itu, baru saya bisa mengambil pekerjaan baru atau mencari pekerjaan baru,” ungkapnya.
Hari ini, rapat MKD atas pelaporan Denty digelar. Ketua MKD, Surahman Hidayat menyatakan sidang itu akan membahas analisa yang diberikan staf ahli MKD soal laporan Denty. Rapat akan memutuskan, apakah laporan Denty itu akan diproses lebih lanjut di MKD atau tidak. (Baca juga:
Dugaan Gelar Doktor Palsu Anggota DPR Ditentukan Hari Ini).
BACA FOKUS:
Tersundut Masalah Ijazah Palsu (hel)