Jakarta, CNN Indonesia -- Sekitar ratusan orang yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) dan ormas-ormas seperti Front Pembela Islam (FPI) dan Forum Betawi Rempug (FBR) berbondong-bondong mendatangi Gedung DPRD Jakarta Pusat, Senin (1/6).
Mereka menggelar demonstrasi untuk menentang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta. "Sambil menunggu perwakilan kita yang sedang berada di dalam Gedung DPRD, ayo kita salat zuhur dulu," ujar salah satu pemimpin orasi perwakilan dari GMJ.
Sebelum melakukan salat zuhur berjamaah di depan Gedung DPRD, seorang berorasi dengan berdiri di atas mobil yang bertuliskan Laskar Anti Korupsi. Dia mengatakan Ahok untuk turun sebagai Gubernur DKI Jakarta lantaran sering membuat kebijakan-kebijakan yang melenceng dari agama Islam. Dia menganggap bahwa kebijakan-kebijakan ini membuat rakyat kecil semakin sengsara dan membuat mental orang Jakarta memburuk. (Baca juga:
Sekadar Pencitraan, Lulung Tuding Ahok Sengaja Minta Didemo)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demo ini membuat lalu lintas di Jalan Kebon Sirih macet total. Banyak pengguna motor yang menaiki trotoar untuk menghindari macet ini. Sampai saat ini aksi demo masih berjalan dengan terkendali. Keamanan di sekitar Gedung DPRD makin diperketat. Ratusan aparat dari kepolisian dan satuan polisi pamong praja tampak siap berjaga. Tak hanya di bagian luar, area dalam Gedung DPRD juga telah dijaga dengan ketat.
Demonstrasi menentang Ahok ini tidak sebanyak yang disebutkan sebelumnya. Kemarin, perwakilan GMJ menyatakan akan membawa 40 ribu orang untuk berdemo menentang Ahok. Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, cukup banyak massa aksi dari GMJ yang datang di halaman Gedung DPRD DKI Jakarta saat ini. Namun, banyaknya massa tidak sampai menyebabkan ditutup totalnya Jalan Kebon Sirih yang berada di depan gedung perwakilan rakyat itu
Menurut Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat Komisaris Besar Hendro Pandowo, GMJ hanya mencantumkan jumlah peserta aksi sebanyak 300 hingga 500 orang yang hadir dalam surat izin demonstrasi yang diberikan kepada pihak kepolisian sebelumnya. "Tidak sampai ribuan pesertanya. Izinnya juga hanya maksimal sampai 500 lah," ujar Hendro di Pelataran Gedung DPRD DKI Jakarta. (Baca juga:
Ahok 'Cuek' Terhadap Aksi Demo GMJ Hari Ini)
Hendro mengatakan, pihak kepolisian memang menghimbau massa aksi agar tetap menyisakan satu lajur di jalan raya untuk kendaraan agar dapat melintas. "Kita tetap himbau ada satu jalur untuk kendaraan, nanti kalau banyak (massa aksi) kita himbau maju merapat ke depan," kata Hendro.
Berdasarkan keterangan yang didapatkan oleh CNN Indonesia, pada Jumat (29/5) kemarin, ada selebaran yang dibagikan di sebuah masjid di kawasan Tanah Abang. Selebaran itu menamakan dirinya Gerakan Masyarakat Jakarta. Dalam selebaran itu mereka menyatakan dalam rangka memperingari lahirnya Pancasila 1 Juni 2015, mereka mengajak para tokoh dan masyarakat Jakarta bersatu menolak Ahok. (Baca juga:
Ahok Serahkan Pembubaran FBR kepada Mendagri)
Dalam selebaran itu, Gerakan Masyarakat Jakarta menyebutkan lima hal yang membuat Ahok layak ditolak sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pertama, mereka menyebut Ahok arogan atau preman, lalu Ahok disebut tidak layak jadi pemimpin. Ketiga, mereka menyebut Ahok sering menyakiti mayoritas dan keempat mereka menyebut Ahok tidak tahu kearifan lokal. Terakhir, mereka menyebut Ahok tidak Pancasilais.
(hel)