Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy menyatakan, Presiden Joko Widodo belum menentukan pengganti Panglima TNI Jenderal Moeldoko. "Belum, Bapak Presiden masih memikirkan itu," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (3/4).
Terkait calon terkuat pengganti Moeldoko di pucuk pimpinan TNI, Tedjo yang pernah menjadi Kepala Staf Angkatan Laut itu berkata, tiga kepala staf saat ini memiliki peluang yang sama.
Namun, berkaca pada Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, Tedjo mengatakan jabatan nomor satu di TNI itu seharusnya diserahkan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seharusnya dari angkatan udara. Tapi kan bisa tidak, bisa iya. Bisa saja angkatan laut lagi. Terus kalau bapak presiden minta sekarang angkatan darat, boleh. Terserah presiden," ucapnya. (Baca juga:
KSAU Marsekal Agus Supriatna Berpeluang Jadi Panglima TNI)
Sebelumnya, Imparsial menyatakan, jika Presiden menuruti amanat undang-undang, kepemimpinan TNI akan diestafetkan Moeldoko kepada Agus Supriatna.
"Panglima seharusnya dijabat secara bergiliran atau rotasi. Mengacu pada pasal 13 ayat (4) UU TNI, kali ini seharusnya menjadi giliran matra udara," kata Direktur Program Imparsial, Al Araf, di Jakarta, Kamis (28/5).
Aturan tersebut memang tidak memberikan sebuah keharusan bagi Presiden. Namun Al Araf berkata, filosofi aturan soal rotasi pemegang jabatan panglima ini dibuat supaya TNI tidak didominasi satu angkatan tertentu.
Sebagaimana diketahui, Moeldoko akan pensiun pada 1 Agustus 2015 nanti. Sebelum itu, sejak 8 Juli nanti, Moeldoko akan memasuki persiapan masa pensiun.
Saat mengunjungi Korem 043/Gatam Lampung, 19 Juli lalu, Moeldoko menyatakan akan membagikan 55 ribu jam tangan untuk prajurit. Selain prajutir, jam tangan itu untuk diberikan juga ke Danramil dan Babinsa serta Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan untuk pos-pos terluar.
Moeldoko berharap, jam-jam tangan itu dapat membuat anggota TNI lebih giat bekerja dan melayani masyarakat. Namun, ia berpesan satu hal. "Jam tangan yang saya berikan jangan dijual ya," ucapnya waktu itu. (Baca juga:
Jelang Pensiun, Moeldoko Bagi 55 Ribu Jam Tangan ke Prajurit)
Jika Moeldoko mulus menyelesaikan masa jabatannya, ia akan genap memimpin angkatan bersenjata Indonesia selama 22 bulan. Ia dilantik menjadi panglima TNI akhir Agustus 2013 silam.
Soal jam, Moeldoko memang tak bisa jauh-jauh dari alat pengingat waktu itu. Sebelum ini, muncul kontroversi soal jam tangan mahal miliknya. Mengaku mengoleksi banyak jam tangan, media Singapura sempat menyoroti jam tangan Moeldoko yang disinyalir berharga lebih dari Rp 1 miliar.
Untuk membuktikan tudingan tersebut keliru, Moeldoko sambil berkelakar pernah membanting jam tangan hitam yang dipakainya pada tangan kanan.
Usai bertemu Panglima Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Emmanuel Bautista di Hotel Borobudur di Jakarta, April 2014, Moeldoko menyatakan jam tangan yang dimilikinya tidak orisinil dan berharga tak lebih dari Rp 5 juta.
Lebih dari itu, Moeldoko juga tercatat memiliki harta kekayaan yang melimpah. Data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Komisi Pemberantasan Korupsi per 25 April 2012 terlihat, Moeldoko mempunyai kekayaan senilai lebih dari Rp 36 miliar. Catatan tersebut dibuat saat Moeldoko masih menjabat Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional. (Baca juga:
Panglima TNI: Imigran Gelap Dibantu, Namun Dicegah Merapat)
(hel)