Bareskrim Belum akan Periksa Dahlan soal Korupsi Cetak Sawah

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Kamis, 04 Jun 2015 21:47 WIB
Kepala Bareskrim Komjen Budi Waseso mengatakan pemeriksaan akan dilakukan setelah adanya evaluasi yang cukup dari penyidik.
Dahlan Iskan selaku Direktur Utama PLN dan Mantan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. (DetikFoto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Reserse Kriminal Komisaris Jenderal Budi Waseso mengatakan para penyidiknya belum akan memeriksa mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan meski yang bersangkutan berada di Indonesia. Dahlan sendiri disebut akan diperiksa terkait kasus dugaan korupsi pencetakan sawah di Ketapang, Kalimantan Barat, pada 2012 dan 2013.

"Penyidikan tidak bisa memanfaatkan begitu. Artinya, harus sudah waktunya baru diperiksa, tidak bisa dipaksakan," kata Budi di Markas Besar Polri, Jakarta, Kamis (4/6).

Dia mengatakan untuk menentukan apakah sudah waktunya untuk memanggil seorang saksi, diperlukan hasil evaluasi dari penyidik berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi dan alat bukti. "Dari saksi yang kami dapat, dihubungkan dengan alat bukti baru untuk ditanyakan ke beliau," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari Kamis ini, Dahlan memenuhi panggilan penyidik Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta untuk diperiksa sebagai saksi atas kasus dugaan korupsi pengadaan dan pembangunan gardu induk Jawa, Bali dan Nusa Tenggara tahun anggaran 2011 hingga 2013. Kehadiran Dahlan ini menjadi yang pertama setelah yang bersangkutan absen dua kali di pemanggilan sebelumnya dengan alasan sibuk mengajar di Amerika Serikat.

Nama Dahlan santer disebut akan diperiksa dalam kasus pencetakan sawah karena proyek tersebut diinisiasi oleh kementerian yang dia pimpin dulu.

Proyek bermasalah ini juga disebut penyidik didanai oleh sejumlah BUMN. "Sejumlah BUMN yang sedang kita dalami ikut dalam upaya mendukung. Cetak sawah itu butuh anggaran," kata Kepala Subdirektorat I Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri Ajun Komisaris Besar Ade Deriyan kepada CNN Indonesia.

Ade tidak mengatakan BUMN mana saja yang mendanai proyek ini. Namun, berdasarkan informasi, proyek cetak sawah tersebut diselenggarakan beberapa BUMN seperti BNI, Askes, Pertamina, Pelindo, Hutama Karya, BRI, dan PGN. Nilai proyek pun diperkirakan mencapai Rp317 miliar.

Sejumlah BUMN tersebut menyerahkan pengerjaan cetak sawah itu kepada PT Sang Hyang Seri. Namun, PT Sang Hyang Seri menyerahkan kembali proyek itu ke PT Hutama Karya, PT Indra Karya, PT Brantas Abipraya, dan PT Yodya Karya. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER