Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri saat ini tengah mengusut kasus dugaan korupsi pencetakan sawah di Ketapang, Kalimantan Barat pada 2012 - 2014. Dalam kasus tersebut, nama Dahlan Iskan pun disebut akan dimintai keterangan oleh para penyidik.
Namun, Kabareskrim Komisaris Jenderal Budi Waseso mengungkapkan dirinya masih menunggu perkembangan dari keterangan saksi-saksi yang lain. Sementara untuk domisili Dahlan yang sama dengan Sri Mulyani, yaitu di Amerika Serikat, Budi pun belum terpikir apakah akan melakukan sistem yang sama seperti dirinya memerintahkan penyidik untuk memeriksa Sri Mulyani dalam kasus kondensat.
Sebagai catatan, Budi mengatakan jika penyidik bisa saja dikirimkan ke Amerika Serikat seandainya Sri Mulyani berhalangan untuk hadir di Jakarta. "Nanti jika mengarah dan diperlukan (keterangan) beliau, Dahlan Iskan, pasti akan ditindaklanjuti. Kita lihat perkembangan," kata Budi saat ditemui di Jakarta, Selasa (2/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang sudah dalam proses pemeriksaan dan tinggal tahapan bagaimana perkembangan dari hasil pemeriksaan saksi-saksi tersebut," ujarnya.
Sementara itu, aliran dana kasus tersebut pun hingga kini masih diusut oleh penyidik Bareskrim. Budi mengatakan dirinya juga berencana untuk berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk mengusut aliran dananya.
"Itu sedang kita telisik dan nanti kita minta bantuan ke beberapa (instansi) untuk penanganannya apakah ada yang pernah ditangani oleh KPK atau tidak," ujar Budi.
"Kita akan tetap koordinasi dengan KPK," katanya.
Proyek bermasalah ini juga disebut penyidik didanai oleh sejumlah BUMN. "Sejumlah BUMN yang sedang kita dalami ikut dalam upaya mendukung. Cetak sawah itu kan butuh anggaran," kata Kepala Subdirektorat I Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri Ajun Komisaris Besar Adi Deriyan kepada CNN Indonesia.
Ade tidak mengatakan BUMN mana saja yang mendanai proyek ini. Namun, berdasarkan informasi, proyek cetak sawah tersebut diselenggarakan beberapa BUMN seperti BNI, Askes, Pertamina, Pelindo, Hutama Karya, BRI, dan PGN. Nilai proyek pun diperkirakan mencapai Rp317 miliar.
Sejumlah BUMN tersebut menyerahkan pengerjaan cetak sawah itu kepada PT Sang Hyang Seri. Namun, PT Sang Hyang Seri menyerahkan kembali proyek itu ke PT Hutama Karya, PT Indra Karya, PT Brantas Abipraya, PT Yodya Karya.
(tyo/pit)