Jakarta, CNN Indonesia -- Akutabilitas dana dari organisasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dinilai gelap dan tidak transparan pada publik. Meski bukan berstatus lembaga negara, organisasi otoritas sepakbola tanah air itu diminta untuk tetap terbuka kepada publik mengenai pengelolaan keuangan mereka.
Pengamat Anggaran Politik dan Direktur dari Centre for Budget Analysis (CBA) Ucok Sky Khadafi mengatakan dari laporan audit PSSI pada 2013 ditemukan sejumlah kejanggalan dan dugaan adanya kebocoran dana.
"PSSI bukan lembaga negara tapi semi lembaga negara karena masih berada di bawah binaan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Mereka dapat dana dari sponsor. Namun setelah dapat dana, akuntabilitasnya gelap," kata Ucok saat dihubungi CNN Indonesia, Jumat (5/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ucok mengatakan publik banyak mempertanyakan seberapa banyak PSSI mendapatkan sponsor setiap tahunnya. Lalu, dari dana tersebut apakah sudah cukup untuk meningkatkan prestasi pemain atau belum.
"Namun, selama ini
enggak ada data sama sekali. Sehingga, muncul dugaan apakah dikorupsi atau benar-benar digunakan untuk peningkatan prestasi pemain," kata Ucok menjelaskan.
(Baca juga: Tim Transisi Dalami Bukti Praktik Korupsi PSSI)
Lebih jauh lagi, dia mengatakan PSSI selalu membawa atas nama organisasi persepakbolaan milik rakyat jika mencari sponsor. Namun, ketika dihadapkan persoalan audit, organisasi ini selalu berdalih bukan lembaga negara.
"Ini permainan para pengurus PSSI tersebut yang mesti dibenahi," ujar dia.
(Lihat juga: Asosiasi Pemain: Tim Transisi Jangan Bicara Korupsi PSSI Saja)Sebelumnya, Tim Transisi menyebut tengah menindaklanjuti temuan awal Tim Sembilan terkait dugaan praktik korupsi di tubuh PSSI. Ketua Tim Transisi Bibit Samad Rianto mengatakan timnya masih mendalami sejumlah informasi, data dan dokumen yang telah diperoleh terkait dugaan praktik korupsi di PSSI.
"Informasi awal sudah ada, tetapi kami tidak bisa banyak bicara dulu. Kami masih mendalami temuan awal terkait korupsi dan mafia itu," kata Bibit kepada CNN Indonesia, Kamis (4/6).
Bibit menjelaskan, Tim Transisi masih butuh waktu untuk mempelajari sejumlah informasi dan berkas yang saat ini sudah mereka kantongi. Jika ditemukan bukti awal yang cukup, Tim Transisi tidak akan segan untuk menyerahkan kepada aparat yang berwenang, termasuk kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pihak PSSI sendiri menegaskan tidak keberatan jika suatu saat salah satu anggota PSSI ditangkap jika terbukti korupsi seperti petinggi-petinggi FIFA.
(Lihat Juga: PSSI: Kalau Kami Korupsi Seperti FIFA, Tangkap!)"Sebenarnya, kalau ada pelaku korupsi ditangkap itu menyelamatkan sepak bola. Kami sambut baik penegakan hukum," kata Direktur Hukum PSSI Aristo Pangaribuan. "Oknum merusak harus ditangkap dan diadili."
Baca juga:
'PSSI Korupsi atau Tidak, Dunia Sepak Bola RI Sudah Rusak' (utd/hel)