Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Badan Anggaran DPR Bambang Wuryanto mengatakan usulan atas dana aspirasi daerah pemilihan (Dapil) muncul dari para legislator yang sering turun ke dapilnya masing-masing. Selain itu, politikus PDI Perjuangan ini mengakui usulan dana aspirasi dapil bukan sesuatu yang baru bagi Banggar.
"Ini protes dari anggota DPR yang turun ke bawah. Mulai usulan bermunculan. Sesungguhnya munculnya bukan dari tahun ini, tapi sudah dari dulu," ujar Bambang ketika ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (9/6)
"Jadi ini bukan usulan per orang," tutur Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang, Banggar DPR sempat mengusulkan dana aspirasi bagi 506 anggota DPR sebesar Rp 15 miliar per orang. Usulan tersebut disampaikan ketika Harry Azhar Azis masih menjabat sebagai anggota Fraksi Golkar dan menjadi Ketua Banggar DPR.
Namun, usulan tersebut gugur yang berujung pada pencopotan Harry dari jabatannya selaku Ketua Banggar dan digantikan oleh rekannya di Fraksi Golkar yakni Melchias Markus Mekeng. Kala itu Harry Azhar dialihkan posisinya menjadi Wakil Ketua Komisi XI DPR.
Selama ini anggota DPR mendapatkan dana reses sebelum berkunjung ke dapil. Total alokasi dana reses pada 2014 mencapai Rp 994,9 miliar. Dengan jumlah itu, tahun lalu setiap anggota DPR menerima dana reses Rp 1,7 miliar per tahun. Karena setiap tahun terdapat 11 kali reses, setiap reses anggota dewan akan membawa uang kegiatan reses sebesar Rp 161 juta per kegiatan. (Baca:
Formappi: Dana Aspirasi Rp 11,2 T Setahun, DPR Keterlaluan)
Menanggapi soal naiknya dana aspirasi tahun 2015 dibanding 2010, Ketua DPR Setya Novanto mengatakan, semua ini disesuaikan dengan situasi di lapangan. Namun dia tetap meminta agar semua sabar menunggu pembahasan di fraksi-fraksi.
"Kami semua sesuaikan dengan situasi yang ada, dan kita lihat hari ini perkembangan di fraksi dan komisi terkait," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar tersebut. (Baca:
Banggar Akui Belum Sosialisasi Dana Aspirasi DPR)
(obs)