Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan kepercayaan masyarakat terhadap polisi sangat bergantung pada rekam jejak yang dimilikinya. Ahok menilai polisi harus bisa membuktikan bahwa polisi itu jujur dan mematahkan semua stigma yang melekat pada polisi.
"Ada celotehan bahwa polisi yang jujur hanya dua, yaitu Hoegeng dan polisi tidur. Ini stigma selama ini. Tetapi kalau rekam jejaknya bagus, polisi pasti dipercaya masyarakat," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, kemarin.
Menurut Ahok, rekam jejak yang bagus merupakan bagian dari revolusi mental. Untuk dapat sukses melakukan revolusi mental di badan kepolisian, Ahok menilai semuanya sangat tergantung pada orang yang menjabat sebagai kepala. (Baca juga:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang Indonesia sebenarnya paling baik. Namun, harus ada teladannya. Kalau kepalanya lurus, bawahannya pasti tidak berani tidak lurus. Karakter sejati seseorang baru akan terlihat ketika ia memegang kekuasaan," kata Ahok.
Lebih lanjut, Ahok bercerita politisi pun terkena stigma yang tidak jauh berbeda dibandingkan polisi. Beberapa kali kampanye untuk posisi bupati dan gubernur, Ahok mengaku tak jarang pula ia mendapatkan stigma.
Politisi dinilai selalu menjalankan kampanye politik uang. "Makanya saat saya kampanye, malah ditagih uang. Saya tegaskan saya tidak mau main begitu. Eh, saya malah dicap pelit. 'Belum jadi pejabat saja sudah pelit' kata mereka," ujarnya.
Mendapatkan perlakuan seperti itu, Ahok mengatakan ia malah mengimbau orang tersebut tidak usah memilihnya. "Revolusi mental tidak mudah. Tapi saya yakin orang-orang bisa dididik, makanya dari awal saya didik mereka agar tidak terjebak dalam kampanye politik uang," kata Ahok.
(sip)