Ahok: 40 Persen PNS DKI Jakarta Kerjanya Ngaco!

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Kamis, 11 Jun 2015 14:05 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berpendapat sebanyak 40 persen pegawai negeri sipil (PNS) DKI Jakarta tidak bekerja secara profesional.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memberikan keterangan pada wartawan di Balaikota, Jakarta, Senin, 23 Maret 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berpendapat sebanyak 40 persen pegawai negeri sipil (PNS) DKI Jakarta tidak bekerja secara profesional dan efisien. Karenanya, ia mengatakan perlunya tindakan tegas untuk memberhentikan PNS yang dinilai tidak bekerja secara baik.

"Sebanyak 40 persen PNS DKI kerjanya ngaco, tidak jelas. Saya menunggu-nunggu kapan orang-orang ini bisa dikeluarkan," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (11/6).

Ahok menegaskan akan membebastugaskan PNS yang dinilai tidak bekerja secara profesional. Evaluasi selama enam bulan terakhir menjadi acuan. (Baca juga: Ahok: Lanjut Oke, Diberhentikan Lebih Oke Lagi!)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau selama enam bulan ini mereka dinilai tidak perform, ditebang saja. Kalau dipotong semua, saya pikir kami bisa hemat Rp 6 triliun. Nanti pertengahan Juni rencananya mau potong pejabat eselon II yang tidak perform," ujarnya.

Ia pun meminta agar para pejabat eselon II tidak ragu untuk memecat bawahannya yang dianggap tidak profesional. "Pecat saja eselon III dan IV yang Anda nilai kerjanya tidak beres. Kalau didiamkan, malah Anda yang akan saya pecat. Jangan-jangan didiamkan karena mendapatkan setoran juga," kata Ahok.

Lebih lanjut, Ahok menjelaskan gaya kepemimpinannya memang tegas dan tidak tanggung-tanggung dalam 'membersihkan' jajaran pemerintahan DKI Jakarta. "Saya ini beda dengan Jokowi. Kalau Jokowi itu orangnya enggak tegaan," kata Ahok.  (Baca juga: Ahok Siap Bersaing dengan Lulung dalam Pilkada Serentak)


Ia pun mengakui masih melihat banyak 'permainan' di jajaran pemerintahan DKI Jakarta, salah satunya mengenai anggaran. "Saya tahu itu, masih ada mark up anggaran. Makanya kemarin saya banyak potong pengeluaran yang sebenarnya tidak perlu," katanya. (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER