DPR: Nyali Indonesia untuk Hadapi Malaysia Lebih Tinggi

Basuki Rahmat N | CNN Indonesia
Rabu, 17 Jun 2015 16:09 WIB
Secara personel dan peralatan tempur udara, kemampuan RI tak perlu diragukan. Kapabilitas Indonesia untuk menghalau setiap ancaman sudah cukup memadai.
Prajurit TNI AU memandu jet tempur Sukhoi SU30 yang melaksanakan latihan di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Selasa (28/10). Tiga unit pesawat tempur Sukhoi SU30 dan satu unit SU27 melakukan misi latihan Pertahanan Udara Nasional (Hanudnas) Tutuka XXXVIII yang dipusatkan di wilayah Dumai, Riau. ANTARA FOTO/Joko Sulistyo
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat membidangi pertahanan, intelijen, dan luar negeri, meyakini Indonesia sangat mampu untuk menghadapi kekuatan tempur malaysia yang kerap melanggar batas wilayah RI.

Anggota Komisi I DPR Effendi MS Simbolon menyatakan orang Indonesia sesungguhnya lebih memiliki keberanian ketimbang Malaysia. “Nyali kita bolehlah kalau untuk menghadapi gangguan dari luar (Malaysia),” ujar Effendi kepada CNN Indonesia, Rabu (17/6).

Begitu pun untuk peralatan tempur yang dimiliki Indonesia saat ini. “Termasuk pesawat-pesawat tempur kita. Sukhoi bisa untuk mengatasi gangguan keamanan udara,” kata Effendi seraya menyebut Sukhoi Indonesia sudah dilengkapi dengan rudal. (Baca: TNI Geram, Pesawat Tempur Malaysia Masuk Ambalat 9 Kali)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadi, Effendi menekankan, secara personel dan peralatan tempur udara, Indonesia sudah tak perlu diragukan. “Kemampuan kita sudah cukup,” ucap politikus PDI Perjuangan yang sudah tiga periode duduk sebagai anggota parlemen ini.

Oleh karena itu Effendi mendorong pemerintah dan Tentara Nasional Indonesia untuk mengambil tindakan tegas dan konkret dengan menghentikan pesawat tempur Malaysia yang melanggar teritorial RI dengan cara dipaksa untuk mendarat.

“Sekali-kali perlu tegas dan bertindak seperti itu. Kita ini terhadap negara-negara tetangga jangan lengah. Kalau kooperatif boleh,” tutur Effendi yang sebelum di Komisi I duduk di Komisi Energi DPR.

Effendi menambahkan, selain tindakan konkret, upaya melalui jalur diplomasi juga tetap harus dijalankan. “Nota protes yang disampaikan TNI ke Menteri Luar Negeri harus direspons,” ujarnya. (Baca: Panglima TNI Minta Menlu Protes ke Malaysia soal Ambalat)

Serupa dengan Effendi, anggota Komisi Hukum DPR Arsul Sani terang-terangan menyatakan sangat menginginkan tindakan tegas diambil, yakni dengan memaksa jet tempur Malaysia yang melanggar batas wilayah untuk dibuat mendarat di wilayah Indonesia.

“Tindakan itu sangat mungkin, misalnya kalau di wilayah udara Ambalat kita paksa mendarat di pangkalan yang terdekat dari situ, yaitu Tarakan,” ujar Arsul.

Indonesia, menurut Arsul, dengan kekuatan udara dan kemampuan personel tempurnya sangat mampu melakukan tindakan tegas seperti itu. “Harusnya memang begitu, kita berani,” ucap politikus PPP itu.

Arsul menjelaskan, pesawat tempur TNI Angkatan Udara yaitu Sukhoi pada 2011 sudah pernah memaksa pesawat asing milik Pakistan untuk mendarat paksa karena melanggar teritorial udara Indonesia. Pesawat jenis Boeing 737/300 dengan nomor Reg AP-BEH milik Pakistan International Airlines dipaksa mendarat dengan pengawalan dua jet tempur Sukhoi di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, untuk diperiksa lebih lanjut.

Arsul juga menambahkan, Kementerian Luar Negeri Indonesia harus melayangkan surat protes ke pemerintah Malaysia disertai ancaman untuk tidak lagi melakukan pelanggaran-pelanggaran di wilayah kedaulatan RI. (Baca: Kemlu RI Sudah 7 Kali Kirim Nota Protes ke Malaysia) (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER