Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman menyatakan, mayoritas anggota lembaga telik sandi itu berlatar belakang sipil. Mantan Panglima Komando Daerah Militer Jaya dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal ini berkata, kepala BIN selanjutnya harus dapat mempertahankan komposisi tersebut.
"Anggota BIN itu gabungan, ada sipil, polisi, ada juga militer. Komposisinya 80 persen sipil, 20 persen TNI dan Polri," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (22/6).
Meskipun tidak diamanatkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara, Marciano berkata, lembaganya akan berusaha mempertahankan komposisi seperti itu. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2010, dalam menjalankan tugasnya Kepala BIN di dibantu seorang wakil kepala dan tujuh deputi yang bertanggungjawab atas tujuh bidang berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, posisi Wakil Kepala BIN dijabat Mayor Jenderal Erfi Triassunu. Serupa dengan Marciano, Erfi dinonaktifkan sebagai perwira tinggi TNI ketika dipilih menjadi pimpinan BIN.
Meniti karier di Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat, Erfi pernah menjadi Pangdam XVII/Cendrawasih yang bermarkas di Papua. Agustus tahun lalu, Erfi dialihstatuskan menjadi petinggi BIN.
Sebelum periode Marciano, jabatan kepala BIN tercatat dipimpin sosok sipil. Meski demikian, latar belakang mereka tak bisa dijauhkan dari institusi kepolisian dan militer.
Hendropriyono, memimpin BIN tahun 2001 hingga 2004, merupakan jenderal bintang empat yang pernah memimpin Kodam Jaya dan Kodiklat TNI AD. Tatkala Presiden Megawati Soekarnoputri menunjuknya menjadi orang nomor satu di BIN, ia sudah berstatus purnawirawan.
Penerus Hendropriyono, Syamsir Siregar, merupakan mantan orang nomor satu di Badan Intelijen ABRI. Ia pensiun dengan pangkat Mayor Jenderal sebelum diangkat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi kepala BIN.
Terakhir, sebelum Marciano, kepala BIN dijabat mantan Kepala Polri Jenderal Sutanto. Satu tahun setelah pensiun dari kepolisian, Sutanto dijadikan SBY sebagai pemimpin lembaga telik sandi.
Sosok yang benar-benar sipil dalam kurun sepuluh tahun terakhir adalah As'ad Ali. Sejak awal, As'ad tercatat membangun karier intelijennya sebagai anggota organik BIN. Ia kini merupakan wakil ketua Pengurus Besar Nadlathul Ulama.
(rdk)