Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Politik Hukum dan HAM Tedjo Edhy Purdijanto mengungkapkan saat ini telah terkonfirmasi sebanyak 514 warga negara Indonesia bergabung dengan Iraq and Syria Islamic State (ISIS). "Laporan kemarin 514 WNI, terkonfirmasi semua," kata Tedjo di Istana Negara, Rabu (4/3).
Hingga kini Tedjo tengah mengintensifkan jaringan intelijen yang dimilikinya untuk mencari tahu modus-modus pengirimiman WNI dan jalur menuju ke Syria untuk menjadi jihadis ISIS. Tak hanya itu, Tedjo mendapatkan laporan setidaknya ada tambahan 16 WNI yang belum kembali dari perjalanan ke Turki dengan menggunakan biro perjalanan resmi di Indonesia.
"Kemarin tambahannya 16 ikut tur agen resmi, sampai sekarang belum kembali," ujarnya. Saat ditanyakan travel tersebut, Tedjo masih melakukan pendalaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ada beberapa orang Indonesia yang pergi ke luar negeri lalu menghilang. Ini harus diwaspadai. Data dari BIN (Badan Intelijen Negara) dan Polri terkait hal itu sudah masuk,” kata Tedjo dalam Rapat Pimpinan TNI dan Polri di Jakarta, Selasa (3/3).
Menurut Menteri Tedjo, ada kemungkinan WNI yang menghilang itu bergabung dengan ISIS. Untuk melindungi WNI sekaligus mencegah penyebaran jaringan teroris ISIS yang sadis di Indonesia, pemerintah akan lebih mewaspadai WNI yang pergi ke luar negeri dengan tujuan negara-negara Timur Tengah.
Modus baru penjaringan anggota ISIS saat ini, ujar Tedjo, ialah dengan tur. “Melalui tur ke negara tertentu, lalu dia menghilang. Padahal kalau tur dari agen perjalanan, kan ada waktu kembalinya. Nanti akan kami cek,” kata dia.
Namun, tegas Tedjo, pemerintah tak akan membatasi pelajar Indonesia yang akan menimba ilmu ke Timur Tengah, sebab para pelajar terdata dengan baik di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) masing-masing negara.
Badan Intelijen Nasional (BIN) tengah mendalami modus baru terkait biro perjalanan yang terkait dengan Iraq and Syria Islamic State (ISIS). Setidaknya 16 warga negara Indonesia (WNI) belum kembali dari perjalanan ke Turki.
"Kami, masalah ISIS sekarang memang terus dikembangkan. Ada satu biro perjalanan ke Turki dan 16 belum kembali sampai ini," kata Kepala BIN Marciano Norman, di Istana Negara, Rabu (4/3).
Meskipun tergolong modus baru, namun intelijen mencium hal ini pernah dilakukan oleh para tenaga kerja Indonesia di Timur Tengah yang tidak kembali lagi. "Kami sedang dalami ini, apakah yang 16 ini gabung ISIS atau tidak, tapi mereka belum kembali," ungkapnya.
(pit)