Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ingin menerapkan sistem pembayaran bus dengan model tiket berlangganan harian, mingguan, atau bulanan di ibu kota.
Jika sistem pembayaran tersebut terwujud, maka penumpang bus tidak perlu membayar berkali-kali saat melakukan pergantian moda dalam jenjang waktu yang ditetapkan. Warga Jakarta pun diprediksi Ahok akan lebih hemat menggunakan uang untuk menggunakan moda transportasi massal jika sistem tersebut jadi berjalan.
"Mungkin nanti warga hanya membayar Rp7 ribu sampai Rp10 ribu per hari untuk naik bus sepuasnya, silahkan deh. Nanti juga ada tiket mingguan," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (24/6). (Baca juga:
Ulang Tahun Ibu Kota, Ahok Resmikan 20 Bus Baru TransJakarta)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama seminggu tersebut, pemilik tiket berlangganan bisa sepuasnya naik bus menuju ke berbagai wilayah di ibu kota.
Bekas Bupati Belitung Timur itu yakin jika penerapan sistem tiket harian, mingguan, atau bulanan dapat mendorong stimulus ekonomi warga Jakarta. Selain itu, jumlah penumpang bus juga diprediksi akan meningkat melihat murahnya harga tiket berlangganan yang ditawarkan.
"Ini (tiket bus berlangganan) akan menolong stimulus ekonomi rakyat. Jadi, pedagang asongan atau pegawai yang biasa bolak-balik ke mana-mana itu akan murah," ujar Ahok.
Penerapan sistem tiket bus berlangganan akan dilakukan setelah perombakan moda transportasi massal berbasis bus di Jakarta selesai dilakukan Ahok. Tahun ini, integrasi antara bus Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) dengan TransJakarta sebagai langkah awal pembenahan transportasi massal berbasis bus rencananya akan dimulai. (Baca juga:
Minta Pengojek Gabung Gojek, Ahok Dinilai Keterlaluan)
"Saya perkirakan sampai akhir 2016 selesai. Kalau semua berpikir tanpa membawa kepentingan lain maka akhir 2016 tidak ada lagi bus jelek di Jakarta," kata Ahok.
Rencananya, mulai Agustus nanti akan ada 300 bus Kopaja yang mulai dikendalikan oleh PT TransJakarta untuk mengangkut penumpang di seluruh kawasan di ibu kota. Seluruh supir bus kopaja dijanjikan akan mendapat gaji sebesar dua kali Upah Minimum Provinsi (UMP) setelah integrasi dengan TransJakarta berjalan. Sertifikasi juga akan diberikan TransJakarta kepada para calon sopir bus kopaja yang terintegrasi dengan mereka.
"Kita akan dibayar rupiah per kilometer. Nanti, bus-bus difungsikan untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat di mana saja. Rutenya (Kopaja) nanti mengikuti yang diatur TransJakarta," ujar Ketua Umum kopaja Nanang Basuki.
(sur)