Taufik: Ahok Gagal Benahi Transportasi Jakarta

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Kamis, 25 Jun 2015 09:41 WIB
Masih banyaknya warga Jakarta menggunakan kendaraan pribadi jadi salah satu indikasi bahwa Ahok gagal mengampanyekan penggunakan transportasi massal.
Pemandangan Kemacetan Jalan Protokol dilihat dari sebuah ruangan kantor, Jakarta, Kamis, 5 Februari 2015. Berdasarkan survei Magnatec Stop-Start Index, Jakarta dinobatkan sebagai kota termacet di dunia. Rata-rata terdapat 33.240 kali proses berhenti-jalan pertahun kendaraan yang terjebak macet di Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok gagal dalam membenahi transportasi ibu kota. Masih enggannya warga Jakarta menggunakan transportasi umum menjadi salah satu indikatornya. Bahkan sebuah hasil survei menunjukan, bus Transjakarta ternyata bukan pilihan utama.

Menurut Taufik, warga ibu kota enggan menggunakan bus Transjakarta karena bus armada yang ada terbukti tidak nyaman. "Ahok tidak berhasil. Bagaimana orang mau beralih ke transportasi publik sementara Transjakarta kebakaran dan menabrak," kata Taufik kepada CNN Indonesia, Rabu (24/6) malam.

Seharusnya, sebagai kepala daerah, Ahok bisa menghadirkan moda transportasi yang aman dan nyaman bagi warganya. Jika hal tersebut tak kunjung terwujud, masyarakat akan tetap memilih menggunakan kendaraan pribadi. Padahal banyaknya kendaraan pribadi jadi salah satu penyebab kemacetan di Jakarta. (Baca juga: Kopaja Transjakarta akan Beroperasi di Rute Ragunan-Senen)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanju Taufik mengatakan, upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejauh ini belum maksimal. "Buktinya belum berhasil menyelesaikan kemacetan dan mengajak masyarakat menggunakan kendaraan umum. Gagal," ujar politikus Partai Gerindra ini.

Taufik juga berharap, Ahok tak melulu mengandalkan penambahan armada bus Transjakarta. Ia menilai, percuma saja punya banyak armada jika manajemen tidak dibenahi.

"Evaluasi manajemen Transjakarta lebih dulu," katanya.

Hasil survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) menyebutkan, salah satu penyumbang terbesar kemacetan di Jakarta adalah banyaknya masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi untuk melakukan aktivitasnya. Hasil sruvei itu menunjukkan sebanyak 80,4 persen dari 250 orang pekerja kantor di Jakarta masih menggunakan kendaraan pribadi untuk pergi bekerja. (Baca juga: Pekerja Profesional Lebih Pilih Taksi Ketimbang TransJakarta)

Akibatnya masalah kemacetan pun tak kunjung usai dan terus merajalela di jalan-jalan ibu kota. Survei tersebut juga menilai bahwa pemerintah telah gagal mengkampanyekan transportasi publik yang nyaman sehingga pengguna kendaraan pribadi mau beralih ke transportasi publik.

Survei yang dilakukan Kedai Kopi tersebut menjaring para pekerja yang berkantor di kawasan Sudirman, Thamrin, dan Kuningan dengan penghasilan di atas Rp 5 juta. Metode survei yang digunakan berupa tatap muka dan kuesioner yang dilakukan sejak 26 Mei-3 Juni 2015. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER