Persoalan Transportasi Umum Kusut Sejak 30 Tahun

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Kamis, 25 Jun 2015 11:15 WIB
Kepedulian pemerintah pusat dalam mendukung perkembangan transportasi umum di Jakarta dinilai sangat rendah.
Bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus TransJakarta (APTB) saat melintas di Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (8/1/2015). Pemda DKI Jakarta berencana menghapuskan trayek APTB. Ahok mengatakan pengelolaan operasional bus APTB akan digabung dengan PT Transjakarta. Detikfoto/ Lamhot Aritonang
Jakarta, CNN Indonesia -- Persoalan transportasi umum di ibu kota bukanlah masalah yang sederhana. Pembangunan transportasi yang selalu dikesampingkan selama puluhan tahun belakangan disinyalir menjadi penyebab dari segala masalah transportasi yang ada selama ini.

Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan permasalahan transportasi memang sangat kompleks. "Persoalan transportasi umum ini sudah terlalu lama. Sejak 30 tahun lalu seharusnya transportasi publik sudah disiapkan pemerintah," kata Shafruhan kepada CNN Indonesia, Rabu malam (24/6).

Menurut Shafruhan hal ini terjadi lantaran kepedulian pemerintah pusat dalam mendukung perkembangan transportasi umum di Jakarta sangat rendah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akibatnya pemerintahan yang sekarang kena beban berat dalam rangka menata transportasi. Mestinya pemerintahan yang dulu sudah menyiapkan transportasi massal," ujar Shafruhan.

Meski memiliki beban berat, namun Shafruhan menilai kalau pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memiliki itikad baik untuk membangun transportasi umum, bahkan secara besar-besaran. Walaupun kerap ditentang karena menimbulkan kemacetan. (Baca: 20 Bus Standar Eropa Dambaan Ahok Didatangkan dari Swedia)

"Ahok melakukan salah satu langkah positif. Kalau tidak dia lakukan pembangunan transportasi massal sama sekali, Jakarta akan semakin parah," katanya.

Seperti diketahui, saat ini Pemprov DKI Jakarta bersama pemerintah pusat sedang giat melakukan pembangunan transportasi umum. Ada pembangunan Mass Rapid Transit (MRT), penambahanan armada Transjakarta, sampai pada pembangunan Light Rapid Transit (LRT) yang juga akan dimulai tahun ini.

Jika hal itu sama sekali tidak dilakukan, Shafruhan meramalkan Jakarta akan penuh dengan kendaraan pribadi dan macet di mana-mana.

Kendaraan Tak Hanya Buat Transportasi

Salah satu hal yang akan mempersulit laju pembangunan transportasi umum di Jakarta adalah laju pertumbuhan otomotif yang begitu cepat. Hal ini dinilai Shafruhan bisa mengalahkan transportasi umum karena dinilai lebih nyaman.

"Pertumbuhan otomotif yang sulit dikendalikan karena didukung perekonomian masyarakat yang  semakin mudah membeli kendaraan pribadi," ujar Shafruhan.

Belum lagi mental masyarakat yang masih menganggap kepemilikan kendaraan sebagai sebuah prestise. Menurut Shafruhan hal tersebut juga menjadi salah satu tantangan pembangunan transportasi umum saat ini.

Shafruhan mengatakan, saat ini kendaraan tidak hanya dipandang sebagai alat transportasi, namun sudah dijadikan alat peningkat gengsi. (Baca: Ulang Tahun Ibu Kota, Ahok Resmikan 20 Bus Baru TransJakarta)

"Kalau punya mobil, bisa beli mobil, merasa punya kebanggan untuk memakai mobil itu. Tidak mungkin juga kan beli mobil hanya dipakai satu minggu sekali," katanya.

Mental seperti inilah yang dinilai Shafruhan bisa melemahkan posisi transportasi umum di masyarakat. Apalagi jika kondisi transportasi umum masih belum nyaman dan aman.

"Padahal kalau sarana umum memadai, nyaman, aman dan tidak mesti macet-macetan sendirian, apalagi risiko bawa kendaraan sendiri lebih besar, pasti kendaraan pribadi akan ditinggalkan," ujar Shafruhan. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER