Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengungkapkan, pemerintah berencana mengganti pola penanganan korban dan penguungsi letusan Gunung Sinabung. Hal itu dikarenakan ahli vulkanologi menyatakan bahwa erupsi gunung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara itu diperkirakan akan terus berlangsung hingga lima tahun.
Siti menuturkan, letusan Gunung Sinabung diperkirakan akan berlangsung terus menerus, meski tidak terlalu dahsyat. "Kedahsyatannya sepersepuluh (letusan) Merapi, tapi keseterusannya bisa sampai lima tahun," ujar dia di Gedung Sekretariat Negara III, Jakarta Pusat, Selasa (30/6).
Oleh sebab itu, imbuh Siti, pihaknya bersama Sekretariat Kabinet menyimpulkan agar menghadapi rentetan letusan tersebut menggunakan format baru yang lebih komprehensif, meski pakem penanganan bencananya masih menggunakan undang-undang yang ada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siti menyebutkan, pola penanganan yang baru itu misalnya harus dengan zonasi, berdasarkan prinsip-prinsip mitigasi kebencanaan. Tak hanya itu, seluruh aspek harus mulai dari bagaimana mengungsikan, bagaimana hunian sementara, bagaimana tempat rekonstruksi permanen dilakukan, dan bagaimana penyiapan lokasi dilakukan.
"Semua dilakukan simultan, karena kita tidak bisa duga kapan datangnya bencana itu. Jadi, tadi BNPB (Badan Nasional Penanganan Bencana) sudah sampaikan grand design penanganan erupsi Sinabung yang dilakukan seluruh kementerian dan lembaga," kata dia.
"Ada Pangdam juga menjelaskan, Beliau selama ini menangani hunian relokasi yang ada di Desa Siosar, tadi dijelaskan lagi bagaimana prospek selanjutnya," ujar dia.
Sementara itu, Pangdam Bukit Barisan Mayjend Eddy Rahmayadi menyampaikan bahwa perubahan pola penanganan korban dan pengungsi Gunung Sinabung ini harus lebih cepat dari pola sebelumnya.
"Karena kita berlomba dengan kesulitan manusia. Kena erupsi, supaya tidak kena erupsi," kata dia.
Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menuturkan, Presiden Jokowi akan memimpin rapat terbatas (ratas) soal penanganan korban dan pengungsi Gunung Sinabung ini pada Kamis (2/7) esok. Dalam ratas itu, Presiden akan memberikan arahan tentang bagaimana langkah yang paling baik untuk diambil dalam penangangan ini. "Jadi ini menyiapkan bahan-bahan sebelum ratas," ujar dia.
Andi bercerita, kunjungannya bersama Kepala Kantor Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan ke Gunung Sinabung menghasilkan beberapa kesimpulan, di antaranya adalah karakter bencana di gunung itu relatif berbeda dengan erupsi gunung lain yang biasanya besar dan cepat.
"Ini akan lama, bisa tiga tahun mungkin. Jadi kami harus menyiapkan strategi penanganan bencana untuk waktu yang lama, karena itu dibutuhkan modifikasi dari aturan dan kelembagaan yang selama ini diterapkan oleh pemerintah untuk menangani bencana," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta agar pembangunan infrastruktur untuk pengungsi yang menjadi korban letusan Gunung Sinabung segera diselesaikan. Hal ini karena gunung itu terus bererupsi.
Jokowi menyampaikan permintaannya itu dalam rapat kabinet terbatas yang dihadiri para menteri dan pimpinan lembaga negara terkait di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (18/6).
“Kita harus bereaksi cepat biar (pengungsi) yang di lapangan merasa kita (pemerintah) hadir. Saat ini Sinabung telah meletus kembali. Drainase dan rumah baru selesai 130 dari 270 yang kita kerjakan. Ini perlu dipercepat agar pengungsi didorong ke tempat relokasi,” ujar Jokowi kala membuka ratas.
Tak hanya persoalan infrastruktur, Jokowi pun mengemukakan adanya masalah lain, yakni pekerjaan untuk para pengungsi. “Perlu lahan pertanian untuk memberikan mereka pekerjaan baru seperti di tempat asal mereka. Kami juga ingin menerima laporan pengungsi di Aceh," kata dia.
Hingga akhir tahun lalu, kerugian akibat erupsi Gunung Sinabung mencapai Rp 1,49 triliun. Jumlah ini terus meningkat karena erupsi hingga saat ini belum juga berhenti. Tercatat masih ada 2.785 orang pengungsi.
(pit)