Cara Calon Pimpinan KPK Siapkan Diri Jelang Seleksi Lanjutan

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Minggu, 05 Jul 2015 16:32 WIB
Ada yang getol membaca, ada yang santai saja karena sudah yakin dengan kemampuannya.
Ketua Pansel Pimpinan KPK Destry Damayanti (keempat kanan) bersama delapan anggota pansel lainnya saat mengumumkan 194 nama pendaftar yang lulus dalam tahap seleksi administrasi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Sabtu, 4 Juli 2015. (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Para pendaftar calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPk) yang lolos dalam tahapan seleksi administrasi kini tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti proses seleksi lanjutan. Mereka antara lain Komisioner Komisi Yudisial Imam Anshori Saleh, Pelaksana Tugas Wakil Ketua KPK Johan Budi Sapto Pribowo, dan Direktur Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono.

Jelang ujian pembuatan makalah pada tanggal 8 Juli mendatang, Imam lebih memilih untuk menghabiskan waktunya dengan membaca buku. Ia tengah menggali sepak terjang komisi antirasuah dari waktu ke waktu.

"Saya membaca buku, apa saja kendala dan tantangan pemberantasan korupsi di Indonesia," kata Imam ketika dihubungi CNN Indonesia, di Jakarta, Minggu (5/7). (Baca juga: Ketika Jimly Asshiddiqie 'Mengincar' Kursi Pimpinan KPK)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imam menjelaskan, dirinya tengah mengkaji perbandingan pemberantasan korupsi di Indonesia dan negara lain yang dianggap sukses. Isu korupsi merupakan hal baru bagi Imam untuk menekuninya dalam tataran profesional.

Imam meniti karier sebagai anggota dewan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan konsultan hukum sejak tahun 2000-an. Beberapa tahun sebelumnya, Imam bekerja sebagai wartawan di sebuah surat kabar di Yogyakarta dan Jakarta. Pekerjaan tersebut ia lakoni usai merampungkan studi sarjana hukum di Universitas Gadjah Mada. (Baca juga: Bertemu Jokowi, Buya Bahas Tim Pengawas Independen KPK)

Dalam bidang akademik, Imam melanjutkan pendidikannya di kampus yang sama untuk menyabet gelar magister. Kemudian, ia merampungkan program doktoral di Universitas Padjajaran.

Berbeda dengan Imam, Johan lebih santai dalam menjalani proses selanjutnya. Mantan Deputi Pencegahan komisi antirasuah ini tak banyak berkomentar ketika berbicang dengan CNN Indonesia.

Kendati demikian, Johan mengaku telah siap mengikuti keseluruhan proses seleksi calon punggawa komisi antirasuah ini. "Saya siap mengikuti seleksi tahap berikutnya," ujar Johan. (Baca juga: Dapat Restu Ibu, Johan Budi Daftar Seleksi Pimpinan KPK)

Johan tengah menyiapkan makalah yang dipersiapkan untuk tes selanjutnya. Makalah tersebut nantinya menjadi salah satu bahan penilaian panitia seleksi apakah sang pendaftar laik maju dalam seleksi tahap berikutnya.

Menilik karier Johan, pria asal Mojokerto ini mengawali dunia kerja sebagai wartawan di sebuah media di Indonesia. Kemudian, dia memutuskan untuk hijrah ke KPK dan tak berselang lama menduduki jabatannya sebagai Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat. Selanjutnya, pada tahun 2006 hingga tahun 2014, ia mengemban tugas sebagai juru bicara sekaligus Deputi Pencegahan lembaga antirasuah.

Pada tahun 2014, Johan bersama dengan pakar hukum pidana Indriyanto Seno Adji dan mantan Ketua KPK periode 2003-2006, Taufiequrahman Ruki, ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Pelaksana Tugas Pimpinan KPK. Penujukan ketiganya menyusul pemberhentian sementara dua pimpinan KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto yang berstatus tersangka.

Selain Johan, pegawai KPK yang juga lolos dalam seleksi kali ini adalah Giri Suprapdiono. Giri ketika dihubungi CNN Indonesia mengaku optimis dirinya dapat lolos.

Ia pun menggenggam semangat sebagai representasi kaum muda di jajaran pimpinan lembaga antirasuah itu. Kepercayaan dirinya membuat Giri tak perlu mempersiapkan hal khusus. Pengalaman pemberantsan korupsi ia petik selama 10 tahun berkiprah di KPK. (Baca juga: Saatnya yang Muda Jadi Punggawa KPK)

"Tidak ada yang mesti disiapkan, karena kita hanya memberikan informasi apa adanya tentang diri kita," ujar Giri

Merujuk laman kpk.go.id, pria kelahiran Ponorogo, 9 Juli 1974 ini pernah menjabat sebagai Koordinator Kerja Sama Internasional pada Direktorat Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI) KPK. Sebelum meniti karier di KPK, ia pernah menjadi National Management Concultant pada BAPENAS-UNDP dan National Project Coordinator di United Nations Population Fund.

Dalam dunia akademik, Giri mengenyam pendidikan sarjana di Teknik Perencanaan Kota, Institut Teknologi Bandung pada tahun 1999. Selanjutnya, gelar master ia peroleh dari University of Roterdam (2001) pada International Institute to Social Studies-Erasmus.

Ketiga kandidat ini bakal melakoni seleksi lanjutan seperti tes obyektif, pembuatan makalah, profile assessment, dan wawancara terbuka. Apabila terpilih, mereka akan diuji kelayakan dan kepatutannya oleh anggota dewan. Selanjutnya, bakal dilantik oleh Presiden Joko Widodo.

(hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER