Jakarta, CNN Indonesia -- Lebih dari 12 jam setelah kebakaran melanda Terminal 2E Bandara Internasional Soekarno-Hatta, proses penanganan keterlambatan masih diupayakan, baik oleh maskapai maupun Angkasa Pura (AP) II selaku pengelola bandara. Meski terkesan lambat AP II membantah anggapan yang mengatakan kerja mereka lamban.
Senior General Manager AP II Zulfahmi menegaskan apa yang terjadi di Terminal 2E bukanlah keterlambatan yang bersifat natural. Penanganannya pun tidak bisa menggunakan penanganan biasa.
(Baca juga: Dugaan Awal Kebakaran Berasal dari Alat Masak di JW Lounge)"Delay ini adalah post major, ini benar-benar penumpang harus dikeluarkan (dari terminal)," kata Zulfahmi saat ditemui di gedung AP II, Ahad malam (5/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penanganan kebakaran pun, kata Zulfahmi, beberapa bagiannya dilakukan secara beriringan atau double. Ditambah lagi proses check in yang harus manual membuat penanganan tidak bisa dilakukan sesuai yang dijadwalkan.
Zulfahmi pun menegaskan bahwa apa yang dilakukan AP II sudah sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada. "Ini sudah sesuai prosedur dan masalah keterlambatan sudah terprediksi."
"Kami tidak bisa memberi kepastian penerbanganan tak akan delay, tapi kami beri garansi bahwa tidak ada pembatalan penerbangan," kata Zulfahmi.
(Baca juga: Server Dekat Lokasi Kebakaran, Check In Garuda Terganggu)Sebelumnya Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan ada 80 jadwal penerbangan yang mengalami penundaan dan terlambat.
"Sejak kejadian tersebut, ada 20 penerbangan dari pukul 07.00 - 12.00 WIB dan 60 penerbangan dari pukul 12.00 - 18.00 WIB (yang mengalami keterlambatan)," kata Arif. Angka tersebut cukup mencengangkan lantaran dalam satu hari Garuda Indonesia bisa memberangkatkan 130 hingga 160 pesawat.
Keterlambatan yang terjadi pada penerbangan pukul 07.00-12.00 WIB mencapai satu setengah hingga tiga jam. Sedangkan untuk penerbangan di atas pukul 12.00 WIB keterlambatan mencapai empat jam.
Hal tersebut diakibatkan oleh beberapa aspek kritikal yang membuat proses check in terpaksa dilakukan secara manual. Bukan hanya check in, Arif mengatakan proses memasukkan bagasi pun dilakukan dengan mencatat satu per satu.
(Baca juga: Puncak Arus Mudik Bandara Soekarno-Hatta Diperkirakan H 2)Meski mengalami keterlambatan yang besar, bukan berarti Garuda tidak membuat perkembangan penanganan. Arif mengatakan proses keberangkatan pesawat sudah mencapai setengah dari keterlambatan yang ada.
"Sudah ada 40 penerbangan yang sudah take off. Kami harus tetap memikirkan soal keselamatan dan keamanan prosedur, berapa penumpang yang naik, bagasi yang naik, dan jumlah tempat duduk yang tersedia," katanya.
(hel)