Jakarta, CNN Indonesia -- Hingga kini, keterlambatan yang terjadi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta akibat kebakaran di Terminal 2E belum bisa diatasi sepenuhnya. Meski begitu pengelola Bandara Soetta, Angkasa Pura II enggan untuk memberikan kompensasi bagi para penumpang yang dirugikan.
Menurut Head of Secretary and Legal AP II Agus Haryadi, yang terjadi saat ini tidak bisa dikategorikan sebagai keterlambatan yang disengaja. "Delay ini bukan karena kelalaian maskapai atau masalah cuaca atau kesalahan manajemen," kata Agus saat ditemui di kantor Angkasa Pura II, Ahad malam (5/7).
Alih-alih memberikan kompensasi, Agus pun mengatakan ada hal lain yang akan diberikan AP II kepada para penumpang yang mengalami keterlambatan. Bahkan, sesuatu yang akan diberikan tersebut juga tak hanya untuk penumpang yang terlambat tapi kepada seluruh penumpang yang berangkat pada hari ini.
(Baca juga: Terminal 2E Soetta Kebakaran, 80 Penerbangan Garuda Tertunda)
"Walau tak memberikan kompensasi kami akan mengembalikan airport tax para penumpang. Bukan hanya yang tertahan di Terminal 2E tapi semua," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengembalian tersebut, kata Agus bisa dilakukan pada maskapai masing-masing, baik di kantornya ataupun di counter yang ada di bandara.
Sementara untuk kondisi di Terminal 2E, Agus mengatakan proses check in secara online sudah mulai bisa dilakukan. Padahal sebelumnya proses check in harus dilakukan manual lantaran server milik Garuda Indonesia ikut terkena gangguan.
(Baca juga: 4 Flight Telat, Garuda Angkut Sekaligus Pakai Boeing 747-400)
Meski begitu, proses online tersebut pun belum sepenuhnya lancar karena masih harus disinkronisasikan dengan data yang sebelumnya dilakukan secara manual. Selain itu, masalah sinyal internet pun masih naik turun membuat prosesnya tetap lama.
"Sementara untuk conveyor belt masih belum bisa digunakan, maka dari itu proses pengecekan bagasi masih tetap manual," kata Agus. Sebagai catatan, conveyor belt adalah alat yang membantu petugas bagasi untuk memasukkannya ke dalam badan pesawat.
Sedangkan kondisi di lokasi kejadian, JW Lounge, sangat porak poranda. Bahkan, sejumlah lounge yang ada di dekat lokasi titik api terpaksa tidak bisa digunakan untuk sementara waktu.
"Ada lounge mutiara, lounge internasional milik Garuda Indonesia, Mitra Angkasa Lounge, serta BRI Lounge. Keempatnya tak bisa digunakan."
(Baca juga: Dugaan Awal Kebakaran Berasal dari Alat Masak di JW Lounge)
Hingga saat ini, baru sekitar 40 pesawat Garuda Indonesia yang berangkat menuju tempat yang sudah ditentukan. Angka tersebut masih jauh dari kebiasaan Garuda Indonesia yang mampu menerbangkan 130 hingga 160 pesawat per hari dari Bandara Soetta.
(sip)