Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan belum melegalkan transportasi Gojek, GrabTaxi, atau GrabBike yang berbasis aplikasi piranti lunak. Meski demikian, Ahok –sapaan Basuki– tak melarang mereka beroperasi di Jakarta.
“Enggak ada soal legalitas, gelap-gelap saja,” kata Ahok cuek di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (7/7).
Sementara Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Pargaulan Butar Butar tak mau bicara soal status Gojek, GrabTaxi, dan GrabBike di Jakarta. “Saya tidak mau mengomentari masalah itu,” ujar dia.
Status Gojek, GrabTaxi, dan GrabBike yang kini populer digunakan oleh kaum urban menjadi sorotan setelah Dewan Transportasi Jakarta menyebutnya membahayakan eksistensi angkutan umum konvensional di ibu kota.
Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta Ellen SW Tangkudung mengatakan mestinya Gojek, GrabTaxi, dan GrabBike sekadar menjadi solusi antara sampai pemerintah mampu menyediakan transportasi publik yang memadai.
"Jika dibiarkan terlalu lama, secara perlahan angkutan umum yang resmi dapat makin kehilangan peran, sementara para 'solusi antara' itu sudah terlalu menguasai pasar dan sulit ditertibkan. Kami khawatir pemerintah menjadi kehilangan sense of urgency bila aplikasi-aplikasi solusi itu tumbuh kuat," ujar Ellen Jakarta.
Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi V Bidang Perhubungan DPR Michael Wattimena menilai Gojek, GrabTaxi, maupun GrabBike justru memberikan kemudahan bagi masyarakat sehingga tak perlu dianggap sebagai musuh bersama.
GrabTaxi merupakan aplikasi peranti lunak asal Malaysia. Aplikasi tersebut bekerjasama dengan perusahaan taksi yang sudah ada di Indonesia dan berperan menghubungkan pengguna dengan perusahaan terkait.
Sementara Gojek merupakan aplikasi asli buatan anak Indonesia yang menghubungkan pengguna jasa dengan para tukang ojek yang tergabung di dalamnya. Aplikasi Gojek yang tersedia untuk pengguna smartphone telah diluncurkan sejak Januari 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(agk)