Jokowi Akan Bangun Entikong Lebih Maju dari Malaysia

Resty Armenia | CNN Indonesia
Rabu, 08 Jul 2015 06:25 WIB
Dengan percepatan dua tahun dan dana maskimal tidak ada alasan bagi kementerian terkait untuk tidak membangun wilayah perbatasan darat Entikong.
Presiden Joko Widodo tiba Pos TNI AL Desa Sei Pancang Kecamatan Sebatik Utara, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Selasa (16/12). Kedatangan presiden untuk melihat secara langsung kondisi wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di pulau itu. (Antara Foto/M Rusman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengutus para menteri terkait untuk membangun kawasan Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Entikong, Kalimantan Barat agar lebih bagus dan lebih maju dari negara tetangga seperti Malaysia.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menuturkan, Presiden menagih realisasi dan percepatan pembangunan kawasan perbatasan, khususnya kawasan perbatasan yang menjadi sentra-sentra perdagangan, salah satunya PPLB Entikong.

Tjahjo menilai, Presiden menagih realisasi dan percepatan karena Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Dalam Negeri, berserta pemerintah daerah sudah siap. Tak hanya itu, anggaran pembangunan pun sudah maksimal, tapi belum ada hasil yang terlihat secara signifikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang paling penting, sasaran Presiden, satu sampai dua tahun ini wajah perbatasan kita harus lebih baik dari Malaysia, Filipina, Papua Niugini, Timor Leste. Termasuk pasarnya, semua hal. Percepatan dua tahun, kendala tidak ada," ujar Tjahjo dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (7/7).

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengungkapkan keinginannya agar Kawasan PPLB Entikong, Kalimantan Barat bisa dibangun dan berfungsi menyerupai Sarawak, Malaysia.

Presiden sebelumnya telah seringkali menyampaikan bahwa dirinya ingin memperbaiki wilayah perbatasan, terutama perbatasan darat di wilayah Kalimantan dan Papua.

Jokowi bercerita, dalam kunjungannya pada Januari lalu di Entikong, ia mendapati adanya peluang ekonomi yang sangat besar untuk melayani ekspor dan impor. Namun, peluang tersebut tidak dipergunakan dengan baik.

"Sementara di Sarawak, Malaysia oleh pemerintah mereka ditetapkan sebagai sebuah pelabuhan darat internasional yang melayani ekspor dan impor barang," ujar Jokowi. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER