Jakarta, CNN Indonesia -- Kejadian pembakaran mushola dan pembubaran Salat Idul Fitri di Kabupaten Tolikara, Papua, ditanggapi serius oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie. Menurut Jimly, proses penegakan hukum di Tolikara harus segera dituntaskan.
Jimly menyebut, peristiwa yang terjadi di Tolikara bukan dilakukan penganut agama tertentu, melainkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Itu tidak mencerminkan sikap Kristen, itu kelompok garis keras yang memang selalu ada di semua agama," kata Jimly saat ditemui di kediamannya, Ahad (19/7).
Jimly meminta masyarakat tidak mengeneralisasi peristiwa tersebut yang makin meruncingkan konflik antara umat beragama. Dia juga menolak jika publik menyimpulkan persitiwa ini sebagai konflik di antara umat beragama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oknum ada di semua agama, maka jangan dipukul rata (bahwa itu kesalahan satu agama)," katanya.
Sebelumnya, pada Jumat (17/7) terjadi serangan terhadap jemaah yang hendak melaksakan salat Idul Fitri. Penyerangan membuat jemaah Salat Id bubar. Penyerang lantas membakar beberapa bangunan rumah dan kios yang ada.
Dalam upaya pengamanan, petugas menembak tiga orang pelaku penyerangan yang tidak mengindahkan peringatan petugas. Sampai saat ini Polda Papua belum menetapkan tersangka dalam kasus ini. Dari kelompok penyerang juga belum ada yang dimintai keterangan.
Ada lima saksi yang diperiksa dari jemaah yang diserang saat mengadakan salat Idul Fitri. Menurut Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Patridge Renwarin, saat ini kondisi di Tolikara sudah normal.
Pasukan pengamanan tambahan sudah dikerahkan sejak kemarin. Personel Brimob Polda Papua yang diturunkan dibantu oleh personel TNI dan personel dari Polres Jayawijaya.
(rdk)