Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf Presiden Luhut Pandjaitan meminta publik untuk sabar menunggu hasil investigasi yang sedang dijalankan pemerintah terkait insiden Tolikara, Papua. Hal itu disarankan pihak istana agar isu sensitif soal agama tak terus berkembang.
"Tidak usah saling berkomentar sampai hasil tuntas sampai penyidikan. Ini kan kapolri sudah sampai ke sana, mendagri juga, jadi ditunggu hasilnya," kata Luhut.
Luhut meyakini, setelah ada arahan dan instruksi dari Presiden Jokowi, kondisi Tolikara dan gejolak-gejolak selepas insiden bisa berangsur kondusif dan normal kembali.
(Baca selengkapnya: Pendeta GIDI dan Imam Masjid Saling Peluk di Tolikara)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah memberikan memberikan tiga instruksi atau arahan pascainsiden penyerangan di kawasan di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara. Instruksi ini diberikan Jokowi pada, Kementrian Politil, Hukum, dan Keamanan, Kementerian Dalam Negeri, Polri, TNI, Kementrian Agama, Badan Intelejen Negara (BIN).
"Presiden meminta penegakan hukum peristiwa di Tolikara, pembangunan kembali seluruh fasilitas yang terkena dampak insiden, kios, mushala, dan juga Presiden akan berdialog dengan tokoh-tokoh agama, adar, masyarakat papua untuk meredam situasi disana maupun nasional," kata Ketua Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki usai rapat bersama Presiden di Istana Negara, Jakarta.
Sementara itu, berkomentar soal surat edaran yang menjadi polemik belakangan hari usai insiden, Luhut menyatakan dirinya tak yakin soal eksistensi Surat Edaran resmi dari Gereja Injil Di Indonesia (GIDI) terhadap umat muslim di Tolikara, Papua.
(Baca juga: Kapolri: Tersangka Kerusuhan Tolikara Empat Orang)“Repotnya kan orang suka berkomentar pada fakta yang belum jelas, Misalnya seperti surat edaran, ternyata belum jelas juga," kata Luhut.
Di Tolikara, umat Islam dan Kristen hari ini resmi berdamai. Pendeta Yunus Wenda dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI) dan Ustaz Haji Ali Muktar saling bersalaman dan berpelukan di lapangan Koramil. Pendeta Yunus meminta maaf karena telah menyakiti hati muslim. Dia pun mengemukakan harapan agar seluruh warga Tolikara kembali bersatu seperti dahulu.
Harapan itu diamini oleh Ustaz Ali yang berdoa agar kerusuhan tak terjadi lagi di Tolikara. Ia sepakat untuk membangun kembali kerukunan beragama yang terpelihara baik di Tolikara sebelum pecah insiden pekan lalu.
(Baca juga Menko Tedjo: Tolikara Sudah Damai, Hindari Solidaritas Sempit)
(sip)