Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaparkan tiga poin penting yang menjadi tolok ukur keberhasilan calon perwira remaja Polri.
Menurut anggota Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki dalam siaran persnya, tolak ukur keberhasilan yang pertama yang disampaikan Presiden Jokowi adalah polisi bisa menghadirkan rasa aman bagi masyarakat, yakni rasa aman dari gangguan kejahatan dalam kehidupan sehari-hari.
"Polisi menjadi pelindung warga, bukan sebaliknya menjadi ancaman. Jadi, warga akan merasa aman kalau ada polisi, bukan malah menimbulkan rasa takut," ujar Jokowi dalam acara pembekalan kepada 793 calon perwira TNI dan Polri di Semarang, Jawa Tengah, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Poin yang kedua, ungkap Jokowi, yakni polisi harus menghadirkan ketertiban umum, terutama ketertiban dalam berlalu lintas di jalan raya. Ia berpandangan, polisi harus menjadi contoh dan memberi edukasi dalam membangun kepatuhan dan ketertiban.
"Jangan sampai justru kewibawaan polisi ditukar dengan imbalan untuk kompensasi ketidakpatuhan warga," kata dia.
Sementara poin terakhir yaitu polisi harus menghadirkan kepastian hukum yang berkeadilan. Jokowi meminta agar jangan sampai penegakan hukum itu runcing ke bawah, tumpul ke atas.
"Penegakan hukum tidak bisa dilakukan dengan semangat arogansi kewenangan. Kepentingan pembangunan nasional harus dijaga," ujar dia.
Presiden pun berpesan agar para calon perwira terus belajar, karena ilmu pengetahuan dan teknologi akan selalu berkembang. Menurut dia, akan sangat ketinggalan apabila para perwira tidak mengikuti perkembangan teknologi informasi alias gaptek.
"Dalam era globalisasi, penguasan teknologi informasi sangat penting untuk membantu pelaksanaan tugas, baik di lingkungan TNI maupun Polri," kata dia.
(hel)