Pemprov DKI Rencana Bangun Pengolahan Air Non Swasta

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Jumat, 31 Jul 2015 20:32 WIB
Menurut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama hal tersebut akan dilakukan pada tahun depan dengan menggunakan dana PMP.
Ratusan warga mengikuti salat Istisqo (meminta hujan) di Lapangan Sempur, Kota Bogor, Jabar, Jum'at (24/7). Pemerintah Kota Bogor bersama MUI Kota Bogor melaksanakan salat Istisqo di musim kemarau karena kekeringan yang melanda Kota Bogor sejak satu bulan ini menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air bersih. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan mengirim pasokan air dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya ke wilayah yang mengalami kekeringan. Pengiriman air dilakukan setelah pria yang kerap disapa Ahok itu mendapat laporan terjadinya kekeringan di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.

Saat ini pengelolaan air bersih berada di bawah kendali PAM Jaya. BUMD itu diketahui memiliki dua operator, yaitu Aetra dan Palyja. Namun, kedua operator tersebut diketahui telah dialihkan kepemilikannya ke tangan swasta. (Lihat Juga: FOKUS Bencana Hadang Nusantara)

Untuk memudahkan pasokan air ke wilayah kekeringan, Ahok akan membeli Aetra dan Palyja tahun depan. Tahun ini, PAM Jaya masih tetap menggunakan jaringan air milik Aetra dan Palyja untuk mengaliri wilayah kekeringan. (Lihat Juga: Catatan Bencana di Indonesia Tahun Ini)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harus kirim air ke wilayah yang kekeringan. Makanya, agar mudah kami perintahkan PAM Jaya bangun sendiri pengolahan air melalui dana PMP (penanaman modal pemerintah) tahun depan. Jadi semua air, sumur, kami olah sendiri," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (31/7).

Sebelumnya, mantan Bupati Belitung Timur itu menunjukkan keraguannya untuk menurunkan hujan buatan. Menurutnya, hujan buatan tidak dibutuhkan jika kondisi darurat belum terjadi. (Lihat Juga: Ahok: Kami Pertimbangkan Hujan Buatan untuk Kekeringan)

"Hujan buatan kalau El Nino lebih panjang sesuai laporan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) kami akan pertimbangkan. Tapi dananya itu yang dari mana? Apakah dianggap darurat untuk mengeluarkan uang? Tahu sendiri banyak musuh saya," ujarnya.

Kepala BMKG Andi Eka Sakya mengatakan fenomena El Nino diprediksi akan menguat mulai Agustus hingga Desember 2015. Hal itu menyebabkan musim kemarau di Indonesia akan berlangsung hingga November ini.

"Daerah-daerah di Indonesia yang berpotensi terkena dampak El Nino meliputi Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Sulawesi Selatan (Sulsel)," kata Andi, Kamis (30/7) lalu.

El Nino merupakan gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik sekitar katulistiwa khususnya di bagian tengah dan timur (sekitar pantai Peru).

Saat El Nino terjadi, perairan sekitar Indonesia umumnya tak seperti biasanya karena suhunya turun. Akibatnya, terjadi perubahan pada peredaran masa udara yang berdampak pada berkurangnya pembentukan awan-awan hujan di Indonesia. Hal ini berdampak pada pengurangan jumlah curah hujan yang signifikan di Indonesia. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER