Densus Ajak Kaum Muda NU Jadi Benteng Propaganda ISIS

Anggi Kusumadewi | CNN Indonesia
Senin, 03 Agu 2015 12:00 WIB
Densus 88 Antiteror yakin tak bakal susah sendiri melawan teroris. "Ada kader muda NU militan yang menjaga Indonesia dengan harga mati," kata mereka.
Suasana pembahasan Tata Tertib Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/8). (ANTARA/Zabur Karuru)
Jakarta, CNN Indonesia -- Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama menjadi momen bagi Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri untuk menggandeng kaum muda NU guna membentengi Indonesia dari paham terorisme, terutama propaganda ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah). (Baca Fokus: ISIS Bergerak Cepat Melalui Media)

“Kita butuh strategi sistematis menghadapi ISIS,” kata staf Densus 88, Arif Mahfudhi, seperti dilansir situs resmi NU, nu.or.id, Senin (3/8).

Arif menyatakan hal itu di sela Musyawarah Kaum Muda NU di Universitas KH. A. Wahab Hasbullah, Jombang, Jawa Timur. Musyawarah Kaum Muda ini menjadi forum pertemuan generasi muda NU dari berbagai kalangan lintas profesi untuk membicarakan berbagai persoalan aktual di tingkat nasional maupun global.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada forum itu, Arif menyampaikan sejumlah ancaman konkret yang dihadapi Indonesia, antara lain menjamurnya kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan jaringan radikal. Kelompok-kelompok itu lantas memprovokasi muslim sekaligus mencoba mengambil hati umat Islam tanah air.

Untuk mencegah makin meluasnya paham radikal tersebut, Densus menyatakan pentingnya pemaparan informasi lewat media ataupun seminar sebagai konter informasi kelompok-kelompok radikal itu. (Baca juga: ISIS di Indonesia Juga Pakai Media Sosial)

“Kami (Densus 88) yakin tidak sendiri melawan teroris. Ada kader muda NU militan yang menjaga NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dengan harga mati," kata Arif.

Menurut Arif, kekuatan NU yang berbasis pada Islam moderat dapat mencegah masyarakat dari memahami Islam secara negatif.

Secara terpisah, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme mengingatkan betapa internet menjadi alat ampuh ISIS dalam menggaet simpatisan dan menyebarkan ajarannya hingga ke pelosok-pelosok Indonesia.

“Tak ada batas geografi sekarang. ISIS bisa menjangkau daerah untuk menarik para generasi muda tanpa kecuali,” kata Juru Bicara BNPT Irfan Idris beberapa waktu lalu.

Internet yang merupakan bagian dari kemajuan teknologi yang efektif menghilangkan sekat antarnegara, kini menjadi senjata andalan ISIS untuk merekrut anggota. (Baca: Lewat Media Online, ISIS Merekrut Lebih Cepat)

ISIS bahkan memiliki majalah dalam bahasa Inggris dan Perancis. Majalah-majalah itu lantas diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk Indonesia, yang lalu dipublikasikan ulang oleh berbagai media radikal lokal.

Oleh sebab itu BNPT menekankan pentingnya  kontranarasi untuk melawan propaganda ISIS. Bila tidak, mereka yang memiliki akar radikal di hati akan mudah terbawa angin yang diembuskan ISIS

Hingga saat ini BNPT memperkirakan sudah sekitar 600 warga negara Indonesia yang bergabung dengan ISIS. Jumlah tersebut, menurut Deputi Penindakan BNPT Inspektur Jenderal Arief Dharmawan, belum termasuk WNI terlibat ISIS yang sudah berada di Suriah dan tak terpantau aktivitasnya oleh pemerintah RI. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER