Kapolri Larang Personel Main Game saat Jaga TPS

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Selasa, 11 Agu 2015 13:31 WIB
"Sumber kelengahan adalah bermain permainan (game) dalam ponsel," kata Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti menekankan beberapa hal saat anak buahnya nanti melakukan pengamanan di tempat pemungutan suara dalam Pilkada Serentak 2015. Menurut Badrodin ada beberapa aspek yang bisa membuat para personel Polri melakukan kesalahan dalam mengamankan TPS.

Aspek pertama adalah mengenai penggunaan ponsel. Badrodin mengatakan bahwa para anggota Polri kadang kala terlalu fokus pada ponselnya hingga melupakan tugasnya menjaga TPS.

"Sumber kelengahan adalah bermain permainan (game) dalam ponsel," kata Badrodin saat ditemui di Jakarta, Selasa (11/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saking seriusnya bermain "game", Badrodin berujar bahwa bukan hanya penjagaan saja yang dilupakan. Namun saat ada anggota keluarga lewat di depannya si personel Polri tersebut tidak akan sadar.

"Mungkin saat serius main game mertua lewat saja tidak tahu, orang membawa bom juga tidak tahu," katanya.

Hal semacam itulah yang membuat Badrodin mengingatkan anak buahnya. Menurutnya bermain game saat melakukan penjagaan tidak diperbolehkan.

Penjagaan harus dilakukan setiap saat dan pengecekan TPS tidak boleh berhenti. Maka dari itu, Badrodin meminta agar rencana pengamanan di tiap tahapan dibuat sebaik mungkin sehingga anggota Polri tidak memiliki waktu senggang untuk bermain ponsel.

Pengamanan terhadap kotak suara pun harus diperhatikan. Kotak suara yang terletak di TPS harus tetap tersegel baik saat tiba di TPS ataupun dibawa dari TPS.

Jika pengamanan semacam itu tidak dilakukan, potensi kecurangan yang berakibat penggelembungan suara bisa terjadi. Seandainya penggelembungan terjadi dan ketahuan maka konsekuensinya adalah pilkada harus diulang dan Polri harus kerja dua kali untuk mengamankan.

"Jika pengamanan tak ketat pilkada bisa diulang dan artinya kita kerja dua kali. Lebih bagus kan kerja sekali saja," kata Badrodin.

Selain itu mantan Kapolda Jawa Timur tersebut ingin memastikan petugas di lapangan memiliki kontak yang bisa dihubungi agar koordinasi dan komunikasi bisa berjalan dengan baik. (hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER