Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akhirnya resmi melantik Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi, sebagai pengganti Syamsudin Noor yang dicopot dari jabatannya beberapa waktu lalu. Sebelumnya, Tri Kurniadi duduk di kursi Wakil Wali Kota.
Dalam pidatonya, pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan banyak tugas yang harus diselesaikan oleh Tri. Sebab, Jakarta Selatan memiliki banyak masalah. Mulai dari masalah pejabat hingga pedagang kaki lima (PKL).
"Pak Tri tugasnya agak banyak. Saya menanti dua tahun transformasi Jaksel," kata Ahok dalam acara pelantikan Wali Kota Jakarta Selatan, di Balai Kota, Jakarta, Kamis (13/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok mempermasalahkan banyak lurah dan camat yang tidak aktif dalam aplikasi
qlue pada Smart City yang merupakan program unggulan DKI. Ia merasa ada unsur pembiaran yang dilakukan Wali Kota sebelumnya karena tidak menegur para lurah dan camatnya.
Adapun masalah yang paling serius terjadi di Jakarta Selatan menurut Ahok adalah pembiaran pedagang kaki lima. Mereka dibiarkan berjualan tanpa ditata oleh pemerintah wilayah.
Tak hanya itu, masalah lainnya juga ditemukan dalam perubahan peruntukkan bangunan di Jakarta Selatan. Wilayah yang seharusnya diperuntukkan menjadi perumahan, banyak yang berubah menjadi kawasan bisnis, seperti Kemang dan Senopati. Tak hanya itu, masalah kebersihan Jakarta Selatan juga dinilai buruk.
"Jakarta Selatan juga joroknya minta ampun. Hanya jalan protokolnya bagus. Saya perhatikan semua got, rumput, sampah semua terbengkalai. Lurah dan camatnya keenakan (tidak kerja)," ujar Ahok.
Belum lagi, Jakarta Selatan harus melakukan pembebasan lahan untuk pembangunan MRT. Sejak tahun 2013, pembebasan lahan ini tak kunjung kelar. Ahok pun berharap masalah bisa selesai di tangan Tri.
"Saya harap Pak Tri bisa (mengatasinya). Pak Tri diangkat ada unsur diskusi dengan pimpinan DPRD juga dan menurut DPRD lebih cocok Pak Tri untuk menjadi Wali Kota," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.
Ditemui usai pelantikan, Tri pun menyatakan bakal memperbaiki kondisi wilayahnya. Membereskan PKL, mengurus pembebasan lahan hingga meningkatkan kinerja pegawai menjadi fokus pekerjaan Tri.
"Saya tinggal laksanakan perintah Gubernur. Tidak lagi ada toleransi, apalagi aparat saya yang main-main dengan PKL," ujar Tri.
"Apa yang disampaikan Gubernur, taruhannya adalah saya. Kalau saya tidak bisa (menyelesaikannya), saya yang diberhentikan," kata mantan Wakil Wali Kota Jakarta Selatan itu.
Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Selatan Syamsudin Noor dicopor Ahok karena dinilai terlalu baik dalam memimpin wilayahnya. Ahok mengungkapkan dirinya sudah beberapa kali meminta para lurah di wilayah Jakarta Selatan untuk bekerja di lapangan, namun tidak dilaksanakan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat juga mengungkapkan alasan lain terkait dicopotnya Wali Kota Jakarta Selatan Syamsudin. Berbeda dengan Ahok yang mengatakan Syamsudin terlalu baik, Djarot justru mengatakan Syamsudin lambat.
"Syamsudin Noor memang baik, tetapi karena agak lambat, termasuk (membereskan) PKL, lalu juga untuk pembebasan lahan MRT, jadi kami stafkan," kata Djarot saat ditemui di Balai Kota, Jakarta (11/8)
(meg)