Jakarta, CNN Indonesia -- Rehabilitasi 51 bangunan sekolah di DKI Jakarta mangkrak. Setidaknya ada 30 sekolah dasar (SD) dan 21 sekolah menengah pertama (SMP) yang tidak jadi direhabilitasi tahun ini.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membenarkan adanya pembangunan sekolah yang mangkrak di wilayahnya. Ahok, sapaan akrab Basuki mengaku terpaksa menghentikan anggaran yang digunakan untuk rehabilitasi bangunan sekolah karena anggarannya dinilai terlalu besar.
"Masuk akal tidak rehab satu sekolah sampai Rp 30-50 miliar. Itu rehab, apa bangun kampus?" kata Ahok yang menganggap sangat kemahalan. (Baca:
Rehabilitasi Sekolah Rp 755,3 Miliar Dialihkan ke Disdik DKI)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, Ahok mengatakan pihaknya memutuskan untuk menunda perbaikan sekolah. Sebab, Pemprov DKI ingin memperbaiki anggaran tersebut terlebih dahulu.
Selain itu, Ahok juga mempertanyakan perihal dana lainnya yang digunakan di bidang pendidikan. Misalnya saja anggaran untuk membeli
scanner maupun UPS. Untuk itu dana di bidang pendidikan, kata Ahok, harus ditinjau ulang. (Baca:
Ahok Mengaku Tak Tahu soal Perkara UPS)
"Di Dinas Pendidikan permainan tuh paling keterlaluan. Semua mau dicurangin, mau dimakan duitnya," ujar Ahok saat ditemui di Balai Kota, Jakarta, Kamis (13/8).
"Sekarang kami paksa tunda, tahun depan kami perbaiki. Kalau di (APBD) perubahan tidak keburu," lanjut dia. (Baca:
Janji Renovasi Sekolah Berujung pada Duplikasi Anggaran)
Berdasarkan data yang diterima CNN Indonesia dari Dinas Pendidikan Jakarta, batas tertinggi anggaran untuk rehabilitasi sekolah di DKI tahun 2015 mencapai Rp 481,84 miliar untuk 51 sekolah.
Sementara itu, anggaran tertinggi untuk rehabilitasi total sekolah sekitar Rp 20 miliar untuk SMKN 2. Dan anggaran terendah dimiliki oleh SDN Kalisari 01 sebesar Rp 749 juta.
(obs)